Menurut Jon Kabat-Zinn dalam "Mindfulness-Based Stress Reduction and its Impact on Digestive Health" (Journal of Psychosomatic Research, 2003), meditasi dan teknik relaksasi dapat membantu menenangkan sistem saraf, mengurangi stres, dan memperbaiki fungsi pencernaan.Â
Dengan demikian, gerakan shalat tidak hanya memberikan manfaat fisik melalui peningkatan aliran darah dan pergerakan usus tetapi juga mendukung kesehatan mental yang secara tidak langsung berkontribusi pada peningkatan kesehatan pencernaan secara keseluruhan.
B. GERAKAN SHALAT DITINJAU DARI MENTAL DAN EMOSIONAL
1. Melakukan  shalat  dapat  Mengurangi  Stres
     Shalat, yang dilakukan lima kali sehari oleh umat Islam, memiliki potensi besar untuk mengurangi stres. Aktivitas ini bukan hanya bentuk ibadah spiritual tetapi juga melibatkan komponen-komponen fisik, mental, dan emosional yang dapat memberikan efek menenangkan.Â
Dengan melibatkan tubuh dalam gerakan berulang yang teratur, dan pikiran dalam fokus yang mendalam, shalat dapat membantu menurunkan tingkat stres. Menurut Jon Kabat-Zinn dalam "Mindfulness-Based Stress Reduction and Health Benefits" (Journal of Psychosomatic Research, 2003), praktik meditasi dan aktivitas yang melibatkan fokus mental dapat secara signifikan mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.
    Salah satu mekanisme utama melalui mana shalat dapat mengurangi stres adalah melalui pernapasan yang dalam dan teratur. Setiap gerakan dalam shalat diiringi dengan pernapasan yang tenang dan terkendali, yang mirip dengan teknik pernapasan dalam meditasi. Penelitian oleh Karen S. Caldwell dalam "Breath-Focused Practices in Yoga: Implications for Cardio-Respiratory Function and Health" (Journal of Alternative and Complementary Medicine, 2013) menunjukkan bahwa teknik pernapasan dalam dapat menurunkan tingkat kortisol, hormon yang terkait dengan stres, dan meningkatkan sensasi relaksasi.Â
Dengan demikian, shalat dapat membantu menurunkan respons fisiologis tubuh terhadap stres melalui pernapasan yang dalam dan teratur.
    Selain itu, gerakan shalat yang melibatkan rukuk dan sujud dapat membantu mengurangi ketegangan fisik dan mental. Posisi rukuk dan sujud melibatkan peregangan otot-otot utama, yang dapat membantu meredakan ketegangan otot yang sering kali muncul akibat stres.Â
Menurut penelitian oleh A. Singh et al. dalam "The Impact of Yoga and Physical Exercise on Stress Reduction" (Journal of Bodywork and Movement Therapies, 2010), aktivitas fisik yang melibatkan peregangan dan relaksasi otot dapat membantu mengurangi gejala stres fisik dan meningkatkan rasa kesejahteraan. Dengan demikian, gerakan shalat tidak hanya membantu mengurangi stres mental tetapi juga meredakan ketegangan fisik yang terkait dengan stres.
    Terakhir, shalat memberikan waktu untuk refleksi dan kedamaian batin, yang penting untuk kesehatan mental. Dalam kehidupan yang sibuk dan penuh tekanan, shalat menyediakan momen untuk berhenti sejenak, mengarahkan perhatian pada hubungan dengan Tuhan, dan menenangkan pikiran.Â