Studi oleh Paul D. Thompson dalam "Physical Activity and Cardiovascular Health" (Circulation, 2003) menyatakan bahwa aktivitas fisik, bahkan dalam bentuk yang ringan, memiliki efek positif terhadap kesehatan kardiovaskular dengan meningkatkan aliran darah dan mengurangi risiko penyakit jantung.
     Selain itu, gerakan sujud dalam shalat menyebabkan peningkatan aliran darah ke otak dan bagian atas tubuh, yang dapat membantu memperbaiki fungsi sistem kardiovaskular secara keseluruhan. Saat sujud, posisi kepala yang lebih rendah dari jantung membantu meningkatkan aliran darah ke otak, yang bermanfaat untuk kesehatan pembuluh darah. Ini mirip dengan efek positif yang didapatkan dari latihan fisik yang meningkatkan sirkulasi darah dan elastisitas pembuluh darah.Â
Menurut penelitian oleh Micheline L. Many et al. dalam "Effects of Physical Activity on Vascular Health" (Journal of Applied Physiology, 2002), aktivitas yang meningkatkan aliran darah dan tekanan arteri dapat memperkuat pembuluh darah dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
    Gerakan shalat juga memiliki efek menenangkan yang dapat mengurangi stres, faktor risiko utama untuk penyakit jantung. Aktivitas shalat yang dilakukan dengan khusyuk dan konsentrasi penuh mirip dengan meditasi yang telah terbukti secara ilmiah dapat menurunkan kadar hormon stres seperti kortisol, yang berdampak positif pada tekanan darah dan kesehatan jantung secara keseluruhan.Â
Dalam studi "Mindfulness-Based Stress Reduction and Health Benefits" oleh Jon Kabat-Zinn (Journal of Psychosomatic Research, 2003), ditemukan bahwa teknik meditasi dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Oleh karena itu, gerakan shalat tidak hanya memberikan manfaat fisik melalui peningkatan sirkulasi darah tetapi juga membantu menjaga kesehatan jantung melalui pengurangan stres.
2. Kesehatan Otot dan SendiÂ
    Gerakan shalat yang dilakukan lima kali sehari dapat memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan otot dan sendi. Gerakan shalat seperti berdiri, rukuk, sujud, dan duduk antara dua sujud melibatkan berbagai kelompok otot dan sendi. Ketika seorang muslim berdiri tegak, otot-otot kaki dan punggung bekerja untuk mempertahankan postur.Â
Kemudian, saat rukuk, otot punggung bawah, paha, dan betis terlibat dalam menahan berat badan dan menjaga keseimbangan. Sujud melibatkan otot lengan, bahu, punggung, serta lutut, memberikan peregangan yang baik pada otot-otot tersebut.Â
Menurut penelitian oleh Michele Olson dalam "The Effect of Physical Activity on Flexibility" (Journal of Strength and Conditioning Research, 2006), peregangan dan kontraksi otot yang teratur dapat meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot, mengurangi risiko cedera dan gangguan muskuloskeletal.
     Selain itu, gerakan-gerakan shalat memberikan latihan yang bermanfaat bagi sendi. Ketika melakukan rukuk dan sujud, sendi-sendi di lutut, pinggul, dan pergelangan kaki mengalami gerakan yang membantu menjaga fleksibilitas dan kesehatan sendi.Â
Gerakan berulang ini juga membantu dalam meningkatkan aliran cairan sinovial, yang berfungsi sebagai pelumas alami sendi, sehingga mengurangi risiko kekakuan dan artritis. Studi oleh R.W. Bohannon dalam "Posture and Balance in Elderly People" (Topics in Geriatric Rehabilitation, 1995) menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang melibatkan gerakan sendi secara teratur dapat memperbaiki postur dan keseimbangan, serta mengurangi risiko masalah sendi pada usia lanjut.