Gerakan shalat juga dapat memperbaiki postur tubuh dan keseimbangan, yang penting untuk kesehatan otot dan sendi. Ketika melakukan gerakan seperti rukuk dan sujud, tubuh dipaksa untuk mempertahankan keseimbangan dan stabilitas, yang membantu memperkuat otot-otot inti dan postural. Keseimbangan yang baik sangat penting untuk mencegah jatuh dan cedera, terutama pada orang lanjut usia.Â
Dalam penelitian oleh Heike Bischoff-Ferrari dalam "The Role of Physical Activity in the Prevention of Osteoporosis" (Public Health Nutrition, 2006), ditemukan bahwa aktivitas fisik yang melibatkan gerakan tubuh secara menyeluruh dapat meningkatkan kepadatan tulang dan memperkuat otot-otot penopang sendi, yang semuanya berkontribusi pada kesehatan muskuloskeletal secara keseluruhan.Â
Dengan demikian, gerakan shalat tidak hanya membantu dalam menjaga kesehatan otot dan sendi, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan fisik secara keseluruhan.
3. Kesehatan Tulang
     Gerakan shalat yang dilakukan lima kali sehari dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan tulang. Gerakan-gerakan seperti berdiri, rukuk, sujud, dan duduk tidak hanya melibatkan otot dan sendi tetapi juga memberikan beban mekanis pada tulang. Beban ini merangsang proses remodeling tulang, yang penting untuk mempertahankan kekuatan dan kepadatan tulang.Â
Berdiri dan rukuk memberikan tekanan pada tulang-tulang kaki dan tulang belakang, sementara sujud memberikan tekanan tambahan pada tulang-tulang lengan, pergelangan tangan, dan lutut. Menurut penelitian oleh Heike Bischoff-Ferrari dalam "The Role of Physical Activity in the Prevention of Osteoporosis" (Public Health Nutrition, 2006), aktivitas fisik yang melibatkan beban seperti ini dapat meningkatkan kepadatan mineral tulang dan mengurangi risiko osteoporosis.
      Selain itu, gerakan berulang dalam shalat membantu meningkatkan aliran darah ke tulang, yang penting untuk penyediaan nutrisi dan pengangkutan limbah. Aliran darah yang meningkat ini membantu dalam proses perbaikan dan pembentukan tulang baru. Saat seseorang melakukan sujud, kepala berada di posisi lebih rendah daripada jantung, yang meningkatkan aliran darah ke bagian atas tubuh termasuk tulang belakang dan tengkorak.Â
Ini bisa membantu menjaga kesehatan tulang di area tersebut. Studi oleh Karen Hind dan David Burrows dalam "Weight-bearing Exercise and Bone Mineral Accrual in Children and Adolescents: A Review of Controlled Trials" (Bone, 2007) menunjukkan bahwa aktivitas yang meningkatkan aliran darah dan memberikan beban pada tulang dapat memperkuat tulang dan mendorong pertumbuhan tulang yang sehat.
     Gerakan shalat juga dapat membantu dalam meningkatkan keseimbangan hormon yang berpengaruh pada kesehatan tulang. Aktivitas fisik dan meditasi yang dilakukan selama shalat dapat mengurangi tingkat hormon stres seperti kortisol, yang jika berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan tulang secara negatif. Hormon stres yang tinggi diketahui dapat mengganggu proses pembentukan tulang dan meningkatkan risiko keropos tulang.Â
Menurut penelitian oleh Lorena M. Havill et al. dalam "Effects of Stress on Bone Growth and Microarchitecture in Mice" (Journal of Bone and Mineral Research, 2007), pengurangan stres melalui aktivitas fisik dan meditasi dapat membantu menjaga keseimbangan hormon yang mendukung kesehatan tulang. Dengan demikian, gerakan shalat tidak hanya memberikan beban fisik yang bermanfaat bagi tulang tetapi juga mendukung kesehatan tulang melalui mekanisme hormonal.
4. Keseimbangan dan Kestabilan