Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel: Zaniar dan Ahmad Hong (2)

17 Maret 2016   15:47 Diperbarui: 17 Maret 2016   16:01 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zaniar menghela nafas dalam. Hatinya dongkol. Pikirannya terbayang, setelah istirahat ada ulangan matematika. Jika sekarang acara diulur lagi dengan acara memesan lotek, ditambah acara panggilan itu sendiri tentu ia bakal ketinggalan ulangan.

“Tapi setelah istirahat ini mau ulangan Bu.”

“Iiiih…. hanya sebentar. Paling juga sepuluh menit. Nanti setelah kamu beli lotek, baru ke yang inti. Ibu lapar niiih….”

Hari ini benar-benar merupakan hari yang penuh dengan hal-hal yang membuat hati Zaniar dongkol. Pagi-pagi di rumah ia menendang baskom air, sampai di kelas LKS-nya jadi rebutan untuk disontek, guru piket telah berbohong, yang terakhir Bu Yati malah menyuruhnya membeli lotek. Namun gadis itu tak dapat berbuat apa-apa. Dengan langkah tergesa-gesa ia pergi ke kantin lotek Bi Marni.

Warung Bi Marni ramai pembeli, makanya mau tidak mau Zaniar harus mengantri. Jadilah setelah sekitar lima belas menit Zaniar baru kembali. Sampai di ruangan bendahara, yang dicari tidak kelihatan. Pintunya dikunci. Zaniar mengeluh. Ingin rasanya ia membanting piring dipegangnya. Ketika ada yang lewat Zaniar buru-buru bertanya.

“Pak… maaf…. saya mau ke Bu Yati, tapi pintunya ditutup. Barangkali Bapak melihatnya.”

“Tadi ke ruang guru. Tunggu saja sebentar.”

Lima menit Zaniar menunggu sambil berdiri memegang piring berisi lotek, akhirnya yang ditunggu datang juga. Zaniar menghela nafas.

“Lama ya?”

“Lama bu. Saya mau ulangan.”

“Eh sini masuk saja. Sebentar saja. Ulangan bisa susulan.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun