Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel: Zaniar dan Ahmad Hong (2)

17 Maret 2016   15:47 Diperbarui: 17 Maret 2016   16:01 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ya, ya… silakan! Nanti dari Bu Yati kamu ke Bapak dulu ya.”

“Insya Allah Pak.”

“Kenapa Insya Allah?”

“Saya tidak yakin akan menghadap Bapak. Siapa tahu lama.”

“Oooo…. tapi, tapi  …. “

“Insya Allah Pak…. permisi Pak.”

Tanpa menunggu jawaban Pak Nanto, Zaniar melanjutkan langkahnya. Wali kelasnya terbengong-bengong. Zaniar tidak peduli. Baginya tak harus banyak basa-basi. Sebuah sifat yang paling menonjol di mata teman-temannya juga begitu. Zaniar orangnya terlalu serius. Tak banyak waktu untuk bercanda yang tak perlu.

Empat menit Zaniar sampai di depan ruang bendahara. Pintunya agak terbuka sedikit. Ketika Zaniar akan masuk, dari dalam keluar Bu Yati.

“Naaa…. ini Zaniar !”

“Ya Bu.”

“Kebetulan sekali ….. tolong kamu ke kantin Bi Marni dulu, tolong ibu belikan  lotek ya. Ini uangnya. Lima ribu saja. Yang pedas.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun