“Huuuuuh menyesal punya teman kalian!” Zaniar benar-benar kesal.
“Kami tidaaak menyesal punya teman Zaniar! Hahahaaaa…….” timpal teman-temannya.
“Huuuuuuuhhhh….. sebal!”
Gadis anak penjual jajanan itu bergegas meninggalkan kelas.Beberapa teman dari kelas lain yang dilewatinya menyapanya, tapi tak digubrisnya. Keruan saja teman-temannya itu terheran-heran, bengong, saling pandang, kemudian menghela nafas.
Melewati depan ruang guru, langkah Zaniar agak tertahan. Dari ruang guru muncul Pak Nanto, wali kelasnya. Gerakan Zaniar yang agak ganjil terbaca oleh gurunya itu.
“Zaniar… sini!”
“Ya Pak.”
“Ada masalah apa?”
“Ooo..mmmm.. dipanggil bendahara Pak.”
“O.. ya sudah.”
“Permisi Pak.”