Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerpen: Bayangan di Pelaminan

6 Oktober 2015   23:29 Diperbarui: 6 Oktober 2015   23:59 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Tamballah, nanti Akang berangkat lagi.”

“Tidak. Ada apa sebenarnya Tirah?” tanya Rasman seraya mendekat.

Laki-laki itu memegang telapak tangan istrinya. Tirah menggeleng. Rasman menggamit lengan istrinya. Perlahan dibawa masuk, dan duduk di tepi dipan.

“Ada apa?”

“Aku takut Akang marah.”

“Memang aku pernah marah ?”

“Belum.”

“Jangan katakan belum, berdoalah agar aku tak pernah marah padamu.”

“Itulah yang aku takutkan Kang, kali ini Akang akan marah.”

“Katakan saja. Aku ingin sekali-sekali marah. Kata banyak orang, dengan marah sebagian masalah akan diringankan.”

“Akupun ingin sekali-sekali Akang marah. Aku hampir tak pernah belajar tentang mengatasi suami marah.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun