“Tamballah, nanti Akang berangkat lagi.”
“Tidak. Ada apa sebenarnya Tirah?” tanya Rasman seraya mendekat.
Laki-laki itu memegang telapak tangan istrinya. Tirah menggeleng. Rasman menggamit lengan istrinya. Perlahan dibawa masuk, dan duduk di tepi dipan.
“Ada apa?”
“Aku takut Akang marah.”
“Memang aku pernah marah ?”
“Belum.”
“Jangan katakan belum, berdoalah agar aku tak pernah marah padamu.”
“Itulah yang aku takutkan Kang, kali ini Akang akan marah.”
“Katakan saja. Aku ingin sekali-sekali marah. Kata banyak orang, dengan marah sebagian masalah akan diringankan.”
“Akupun ingin sekali-sekali Akang marah. Aku hampir tak pernah belajar tentang mengatasi suami marah.”