“Terus bagaimana tentang keinginan Sang Kyai yang pernah bicara padaku bahwa Ustadz Hong suka dengan Niar?”
“Yaaaa…. terserah Niar sajalah.”
“Sebenarnya saya lebih setuju Niar dengan Pak Damar saja Bu. Tapi saya tidak enak dengan Sang Kyai. Tahu sendiri kan Bu?”
“Tahu apa?”
“Heee…. dia kan hanya anak pungut Sang Kyai. Tidak ada nasab dengan beliau. Lagi pula, dia orang Cina Bu.”
“Memangnya kalau Cina itu apa jeleknya sih?”
“Yaaa…. aneh saja…. “
“Wah Bapak ini ngawur tanpa dasar! Lah kalau memang Niar suka dengan ustadz itu bagaimana?
“Ya itulah, saya jadi merasa ditekan oleh dua kekuatan. Niar memang sejak SMA seperti suka pada ustadz Hong, padahal mestinya anak kita itu berfikir, ustadz itu kan tidak kuliah. Dia hanya lulusan MA, MA-pun MA filial. Apa nanti tidak timpang? Suaminya hanya lulusan MA filial, tapi istrinya sarjana.”
“Sekarang Bapak sendiri merasa timpang apa tidak?”
“Maksudnya?”