Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel: KYAI KERAMAT (4)

2 Mei 2014   18:04 Diperbarui: 27 Agustus 2018   22:53 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Tak tahulah. Tapi katanya ia akan menulis tentang tema kefakiran yang mendekatkan kepada kekufuran.”

“Kira-kira ke mana?”

“Ke lingkungan pesantren saja sih Pak. Tak tahulah apa yang dipikirkan anak gadis itu. Terus katanya, si Niar juga butuh respon dari masyarakat untuk menanggapi bahan karya ilmiahnya.”

“Bagaimana caranya?”

“Inginnya Niar berdiskusi dengan santri. Mau tidak mau harus ada pertemuan khusus. Katanya malah ada filmnya.”

“Film apa?”

“Tak tahulah Pak, katanya alatnya dapat pinjam dari Pak Damar.”

“Ya ampuuun anak ini. Dulu katanya tidak suka dengan pak guru itu, ibu tahu kan waktu anak kita menolak lamaran guru itu?”

“Iya ingat.”

“Terus sekarang mengapa Niar masih berhubungan. Ini namanya memberi harapan kosong ke Pak Damar lho Bu.”

“Ya tak apalah kalau memang si Niar sudah berubah pikiran.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun