You're beautiful, you're beautiful, you're beautiful, it's true...
I saw your face in a crowded place, and I don't know what to do, 'cause I'll never be with you....
RENI
Pagi ini aku memang sengaja menghubungi Dimas, sahabat kecil yang selalu bersedia kapan pun dan melakukan apa pun yang kuminta.Â
Kami bertemu di Intuisi Cafe, yang dikelolanya sejak SMA dulu. Aku mengaguminya dari dulu. Dimas orang yang tekun.
Bisnis ini pun bukan satu-satunya bisnis yang dimilikinya sekarang. Ada satu resto lain dan satu studio foto di kota lain.
Aku mengenalnya dari sejak umurku 7 tahun. Saat itu ia satu-satunya teman laki-laki yang selalu membelaku, saat yang lain menggodaku.
Ya, aku mengaguminya, dari dulu hingga sekarang. Beda usia 5 tahun tak pernah menjadi halangan bagi kami untuk berteman.
Seperti pagi ini, biasanya ia tak pernah datang ke kedai kopinya sepagi ini. Tetapi karena aku yang memintanya, maka....
Ups! Ternyata ia sudah menungguku.Â
Dan, ah. Dimas, jangan kau tersenyum... andai saja kau tahu jantungku selalu ingin melompat keluar, jika kau buatkan senyum itu...