ALEXANDER
Tak perlu basa basi. Aku sangat mengenal wanita di hadapanku. Pagi ini mungkin adalah pagi terbaik yang kupinta. Setelah dua tahun berpisah darinya, kini aku bertemu lagi dengan sosok yang tak pernah tergantikan.
Kulihat ia berdiri termangu seakan melihatku dan terkejut. Matanya yang indah mungkin sengaja ia alihkan dari pandangan kami saat bertemu muka.Â
Masih sama seperti dulu. Mata yang sama, bentuk wajah oval yang sama, rambut ikal yang digelung sedikit, hingga sebagian dibiarkan terurai, oh, sungguh menakjubkan wanita ini.
Aku mengantarnya pulang. Setelah semalam ia menemaniku pergi ke pesta perpisahan kami. Gaun peach yang menempel di tubuhnya dan polesan wajah yang sederhana membuat wajah manis nan cantik ini terlihat lebih mempesona.
Sejuta bintang-bintang di angkasa pun tak mampu dibandingkan dengan kecantikan Reni malam hari ini. Dan akulah pria beruntung yang berada di sisinya, saat lelaki lain hanya mampu menelan ludah saat mereka melihat kedatangan kami.
"Ren, makasih, ya. Udah nemenin aku di pesta malam ini," ucapku pelan saat mobil Pajero sport milikku kuhentikan di depan rumahnya.
Kami masih berada di dalam mobilku. Kulihat Reni tak berani menatap wajahku. Ia lebih memilih memandangi jemarinya di atas clutch putih miliknya.
Oh, Ren...Tak tahukah kau betapa cantiknya kau malam ini.Â
"Aku harus segera masuk, Alex. Terimakasih sudah mengantarku,"
"Ren, tunggu sebentar," aku keluar dari mobil, dan kubukakan pintu mobil untuknya.Â