Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Teologi Absensia: Tawaran Berteologi dalam Konteks Postmodernisme

18 Juli 2020   23:41 Diperbarui: 18 Juli 2020   23:43 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orientasi pada Absensi bukan Presensi

 

            Kita tahu di atas bahwa realitas modern lebih mengutamakan pola pikir dengan metode metafisika kehadiran. Prinsip yang perlu dalam pola pikir ini ialah rasio mengambil peran yang penting di dalamnya. Dalam prinsip ini, realitas itu ternalarkan atau dapat dirasionalisasikna melalui bahasa. Namun kelemahannya ialah bahwa pola pikir yang demikian mengandaian bahwa realitas itu memiliki substansi rasional. Itu artinya hanya dengan rasio, realitas bisa dipahami.

 

Realitas Postmodernmm lebih ke absensia.  Mereka memberikan suatu pola pikir baru tentang bagaimana semestinya berelasi dengan realitas. Menurut mereka kehadiran (logosentris) hanya akan mempermiskin realitas (walau tujuannya untuk memperjelas realitas). Realitas adalah fiktisius dan bahasa manusia adalah fiktif. Maka bahasa bukan usaha representasi realitas tapi proses absensia. Dalam hal ini teologi bukan berusaha membahasakan Allah dalam kerangka rasionalitas tapi dalam kenositas yg dicicipi dalam kehidupan nyata melalui semangat keterbukaan dan melakukan.[12]

 

Bahasa Metaforis dan Modelis

 

Bahasa metaforis[13] maksudnya adalah bahasa yang melihat similaritas di antara dua objek. Bahasa ini menggunakan objek yang lebih dikenal untuk menggambarkan,mengatakan objek yang tidak dikenal, dikenal dengan tidak pasti, kurang dikenal. Jika ini dipakai dalam teologi, maka teologi haruslah memegang prinsip bahwa mengatakan Allah atau berbicara tentang Allah itu telah dengan sadar akan keterbatasan perkataan tersebut. Makanya perkataan tentang Allah haruslah dibuat dengan menggunakan objek yang lain untuk bisa menjelaskan Allah.

 

Lalu apa itu bahasa modelis? Kita tahu bahwa bahasa teologi selalu konseptual. Itu artinya teologi hanya memiliki satu tujuan yaitu untuk merumuskan konsep di  Allah sehingga mudah dipahami oleh penganutnya. Namun ini bisa terkesan radikal ketika teologi tidak membuka diri terhadap segala kemungkinan lain di luar konsep pemikiran mereka tentang Allah. Oleh karena itu bahasa teologi yang konseptual tersebut haruslah menjalin hubungan dengan bahasa metaforis. Hubungan itu disebut sebaga bahasa model (teologi modelis). Bahasa modelis artinya teologi itu serentak metafor namun mengarah pada konsep. Model membantu membahasakan sesuatu yangg tak terbahasakan. Ia juga memberi sesuatu untuk dipikirkan saat tidak tahu apa yang harus dipikirkan, memberi cara berbicara saat tak tahu bagaimana berbicara. Teologi modelis membantu mengatasi persoalan penting teologi dalam kaitannya dengan bahasa yaitu idolatria bahasa dan bahasa yang tidak relevan.[14]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun