Â
      Kaum postmodern melihat bahwa apa yang selama ini diperjuangkan oleh masyarakat modern, yaitu penemuan titik pusat adalah sia-sia karena yang disebut sebagai titik pusat itu tidak ada. Tidak ada kebenaran mutlak. Karenanya postmodernist menganggap bahwa modernist terlalu mengagungkan rasio. Mereka telah menjadikan diri mereka seperti tuhan  yang berkuasa untuk  menguasai, mengontrol.
Â
      Menurut pemikir postmodern, modernistis terlalu berlebihan menganggap diri sebagai penentu realitas. Mereka mengatakan bahwa satu-satunya hal yang telah dirusak oleh masyarkat modernist adalah hakikat bahasa. Masyarakat modernist menganggap bahwa bahasa itu mampu menangkap realitas dan membahasakannya kembali kepada manusia. Maka, berangkat dari persoalan ini, postmodern mencoba memperbaikinya.
Â
Pengembalian Hakikat Bahasa
Â
      Tanggapan postmodern atas pemikiran manusia modern ialah mengangkat kembali hakikat bahasa yang selama ini diabaikan oleh mereka. Selama ini hakikat dan penggunaan bahasa telah direduksi oleh manusia modern ke dalam prinsip rasionalitas. Menurut manusia postmodern, bahasa harus dikembalikan kepada dirinya sendiri.
Â
Pemikiran Postmodernisme ini, bisa dilihat melalui pemikiran tokoh-tokohnya. Tokoh yang pertama ialah Gada Nietzsche. Ia menghancurkan modernisme dengan mengajukan persoalan tentang bahasa yang tidak dapat dijawab oleh modernisme. Ia mulai membangun kembali hakikat bahasa yang sebenarnya yaitu sebagai suatu kesepakatan sosial.
Â