Mohon tunggu...
Danthy Margareth
Danthy Margareth Mohon Tunggu... Lainnya - Biasa-Biasa Saja

Dunia dalam Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pahlawan Senja

20 Agustus 2020   12:45 Diperbarui: 20 Agustus 2020   14:55 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan hati mendongkol saya menurutinya. Ini sudah yang kesekian kalinya Bang Ucok tak menerima uang saya. Ia selalu begitu, menolak tapi tak pernah mau menyebut jumlah kekurangannya berapa setiap kali saya serahkan uang.

Dengan lesu saya berjalan pulang. Tinggal dua ratus meter lagi kami tiba di panti saat beberapa orang mencegat langkah kami.

"Serahkan uang kalian,” seorang pria bersuara.

"Siapa kalian?" tanya Lamhot.

"Jangan banyak tanya, berikan saja!" bentaknya.

“Kami tak punya uang,” kata Lamhot.

“Bohong! Tadi kalian hitung uang di plastik itu. Berikan!”

Saya mulai gemetaran. Tangan saya mendekap plastik erat-erat.

“Enyahlah!" usir Lamhot.

Keributan terdengar. Lamhot mengaduh kesakitan.

"Lamhot, Kawan!" Saya berteriak panik, tongkat saya mengetuk-ngetuk udara ke segala arah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun