Mohon tunggu...
Asmaul Husna
Asmaul Husna Mohon Tunggu... -

student of Al-azhar university cairo egypt

Selanjutnya

Tutup

Puisi

KCB (Ketika Cinta Berlebay)

17 April 2011   20:44 Diperbarui: 6 Juli 2015   04:12 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iya" jawabnya."

Dengan penantian yang sangat panjang, Akhirnya bus 65 kuning memperlihatkan batang hidungnya, tanpa babibu kami langsung naik dan masuk kedalam bus tsb.

Beraneka ragam kesibukan terlihat disana, sang sopir mengendarai bus dengan tenang, pelan tapi pasti. Sang kondektur dengan suara lantang, tegas, menarikiugroh tadzkaroh. sekelompok masisir asyik dengan murajaahnya, warga mesir yang asyik bergumul dengan pertengkarannya. Ahh...sungguh menakjubkan pemandangan sore ini.

"khusyi gowa, khusyi gowa ya binti" teriak wanita mesir di belakangku.

Terasa sesak memang, bus yang aku tumpangi ini, maklumlah 65 kuning adalah salah satu bus faorit masisir, khususnya banin. selain bus 65, juga ada lagi yang masyhur dengan sebutan 80 copet alias 80 coret.  Karena hanya bus ini yang sanggup mengantarkan mereka ke kampus Al-azhar banin.

Suara wanita itu terus mengaung-ngaung di telingaku bak suara anjing yang sedang menggonggong karena kelaparan. Seketika itu emosi yang sedari tadi aku tahan, tiba-tiba drop out dari sela-sela rongga dadaku.

"Sawani lawsamaht!" teriakku tak mahu kalah.

"Mafisy makan ahoo!" tambahku.

Wanita yang sedari tadi berteriak-teriak tepat di telingaku diam seketika, begitulah sifat SEBAGIAN orang mesir, kerjaannya hanya membentak dan membentak saja, mereka mengira bahwa kami yang ajnabiy ini tidak berani berbuat apa-apa, termasuk balas membentak mereka.

Bus yang kutumpangi tak kunjung sepi akan penumpang.

"Ahh.. akankah aku berdiri hingga mahatthah mutsallas?" bisikku membatin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun