Mohon tunggu...
Asmaul Husna
Asmaul Husna Mohon Tunggu... -

student of Al-azhar university cairo egypt

Selanjutnya

Tutup

Puisi

KCB (Ketika Cinta Berlebay)

17 April 2011   20:44 Diperbarui: 6 Juli 2015   04:12 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menghampirinya seraya mengucapkan salam kepadanya."Assalamulaikum, sudah lama?" Tanyaku.

"Alaikissalam,nggak, baru aja kok, yuuk kita nyebrang!" Jawabnya.

"Kemana?" Tanyaku untuk yang kedua kalinya.

"Udah ikut aja, yuuk, nanti keburu tutup" Tambahnya.

Kami memasuki sebuah Math'am milik orang Thailand; Nile restoran yang berada dikawasan Al-hayyussabi'. Kami memesan Tomyam dan nasi goreng mutiara, tak lupa, kamipun memesankan satu menu special buat Syifa yang tengah dag dig dug menanti kabar gembira dariku.

Sembari menunggu makanan yang  dipesan, kamipun menghujani pertemuan ini dengan seribu gurauan-gurauan yang renyah. Suasana yang sedari tadi berhiaskan canda tawa ria, kini, seakan-akan berubah seperti hutan yang sepi akan kunjungan orang.

Tiba-tiba, ia menatapku dengan tatapan penuh harap seraya berkata, "Hadirku bukan malaikat dengan kesuciannya, juga bukan syetan dengan kesombongannya, izinkan AKU menjadikanmu salah satu bagian terpenting dalam hidupku menuju kesempurnaan dengan batas kekuranganku sebagai manusia".

DEG...Apa maksud dari semua ini, bukankah ia menyukai Syifa, kenapa ia menyatakan perasaannya kepadaku, salah ucapkah dia. "Sejuta pertanyaan terbersit dalam otakku".

"Syukron jiddan atas pernyataan cintanya, ana hargai keberanian antum, tapi maaf kalau boleh tahu, antum melihat ana dari segi apanya, wajah, style, intelektualitas, shalihah, ana rasa, ana tidak masuk dalam 4 kriteria yang ana sebutin tadi, mungkinantum salah orang, karena di luar sana jauh lebih banyak perempuan yang LEBIH SEGALANYA dari ana" Ucapku dengan wajah menunduk lesu, tak kuasa aku menatapnya.

"Kalau boleh jujur, awalnya ana sempat kagum dengan Syifa, kagum dengan kecantikannya, kecerdasannya, keuletannya dsb. Dan memang rencananya, ana ingin menjadikannya sebagai pendamping hidup ana, tapi tidak semudah itu, ana harus menjajakinya melalui ikhtiyar yang diridhai Allah Tuhan kita, ya...lebih tepatnya  shalat istikharah dulu, akhirnya anapun shalat istikharah 4 rakaat, malam pertama, yang analihat dalam mimpi ana adalah anti, spontan ana kaget, kaget sekagetnya, karena ana melakukan istikharah supaya ana mendapatkan jawaban atas kebaikan hubungan antara ana dengan Syifa, justru anti yang muncul dalam mimpi ana, malam kedua pun anti yang muncul dalam mimpiku, malam ketiga, keempat, kelima, keenam, dan malam ketujuh pun seperti itu, dari situ ana memberanikan diri untuk mentaqdim anti karenaana yakin antilah bakal calon istri ana yang sesungguhnya, selain itu ana pun melihat perubahan anti yang dulu suka sekali memakai celana, sekarang hampir tidak pernah lagi, dari situ semakin kuat keyakinan ana untuk menjadikanmu sebagai pendamping hidup ana, pelipur lara ana tidak hanya itu ana pun tahu dan sangat tahu, meskipunanti yang kesehariannya sering memakai celana ketimbang memakai rok, akhlak anti sama sekali tak melanggar norma-norma agama". Ujarnya sepanjang rel kereta api.

Aduh...laki-laki yang berhadapan denganku saat ini, pintar sekali ia merayu perempuan, membuatku melayang-layang ke angkasa nun jauh disana. Ahh ..Aku tak mungkin menerima lamarannya, apa yang harus aku katakan pada Syifa "Pikirku".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun