Refleksi harus dilakukan secara benar dan actual supaya kita benar-benar mengetahui apa saja kelebihan dan juga kekurangan kita sehingga kita dapat memperoleh pengalaman yang nyata dari penelitian yang kita lakukan.
Secara umum refleksi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan peneliti dalam melakukan perbaikan pembelajaran. Hasil dari refleksi sendiri dapat dijadikan sebagai dasar untuk merencanakan perbaikan yang sebaiknya dilakukan oleh peneliti dengan mempertimbangkan hal-hal yang mungkin akan terjadi selanjutnya. Pada siklus II diharapkan hasil yang diperoleh adalah meningkatnya kemampuan fisik motorik halus anak pada kegiatan menggunting dan kolase dengan menggunakan media kertas krep.
PEMBAHASAN
Pelaksanaan Penelitian
Kondisi Awal
Kondisi awal yang diamati peneliti dengan teman sejawat menghasilkan kesimpulan bahwa pada awal kegiatan menggunting dan kolase, anak cenderung malas dalam mengerjakan menggunting dan kolase karena media yang digunakan tidak menarik bagi anak, dan masih banyak anak yang merasa tidak bisa sehingga masih meminta bantuan guru dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, sehingga pemberian tugas masih berpusat pada guru.
Untuk menyikapi hal tersebut maka peneliti mengadakan perbaikan pada siklus I. Dari pengamatan yang dilakukan pada 29Â siswa, hanya ada 8Â siswa yang dapat melakukan kegiatan menggunting dan kolase dengan baik atau sekitar 27,59 % dari jumlah seluruh anak.
Siklus I
Perencanaan
Berdasarkan rumusan hipotesis, peneliti menyiapkan dan menetapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) beserta scenario perbaikan yang mencakup langkah-langkah dalam perbaikan pembelajaran. Peneliti menyiapkan lembar observasi dan juga lembar penilaian untuk mendapatkan hasil yang actual. Selain itu peneliti juga  menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan selama proses kegiatan perbaikan pembelajaran dilaksanakan seperti gunting, lembar kerja anak berupa gambar yang akan digunakan untuk kolase, lem, tempat untuk meletakkan hasil guntingan, dan kertas krep.
Tindakan