Terlihat ada enam orang berdiri di ujung lorong. Mereka mengenal salah satu dari mereka, Widyuta. Harita, Hatta, dan Aghni memasang kuda-kuda, waspada. Enam orang itu membuka formasi, satu orang memasuki lorong. Besar tubuhnya, sekitar dua setengah meter tingginya.Â
   "Selamat datang di Markas Besar Kelompok Angkara," pria dua setengah meter itu berbicara, "Perkenalkan, aku Rajendra, anggota pertama, sekaligus pemimpin kelompok Angkara."
   "Beraninya kau mengambil adikku. Kembalikan adikku." Harita mulai bicara, langsung ke tujuan.
   "Adikmu ya? Tuan putri. Silakan."
   "Tuan putri siapa?" Pikir Harita dalam hati, sebelum ia melihat seorang perempuan setinggi dirinya masuk. Berdiri di samping Rajendra.
   "Arunika!?"
   Rajendra mempersilakan Arunika bicara, "Maaf bang, aku nyaman di sini. Dan kenapa kau bersama Hatta? Dialah yang membuat kelompok ini ingin membalaskan dendamnya."
  "H-hatta? Arunika, Apa maksudmu?? Hatta? Coba jelaskan apa maksud adikku," Harita terkejut.
  "J-jadi sebenarnya.."
  "Sebenarnya apa Hatta?"
  "Sebenarnya, aku memang mengkhianati kelompokku. Sebelumnya mereka memang senang menolong dengan cuma-cuma. Tapi saat itu aku kesal, karena aku menjadi miskin. Pikirku. Aku menyerang Rajendra, membunuh keluarganya saat seharusnya aku menolongnya," Hatta terlihat menyesal, "Maafkan aku."