“Oh jadi ini sepeda kamu? Cewek lagi, masa iya ke kampus pake sepeda?”
Aku melihat sinis ke arahnya. Apa-apaan sih cowok ini pikirku dalam hati.
Sedikit melirik ke arahku karena aku tidak membalas perkataannya, dia mulai berkomentar lagi. “Kamu gak ada kendaraan yang lebih bagus ya? Motor kek atau naik taxi? Gak capek apa naik sepeda terus tiap hari? Kayak atlet aja”, ocehnya dengan muka yang kuanggap datar bercampur sombong.
“Bukan urusanmu!”, jawabku dengan nada sedikit meninggi. Aku mengambil sepedaku tanpa peduli dengannya. Dan segera meninggalkan kampus dan orang yang sewot dengan hidupku itu.
Siapa sih orang itu? Cowok kok mulut kayak cewek. Kesal!