"Ini gak mau dibantuin?", cowok itupun bersuara. Lamunanku pun buyar dan melihat dia sedang menatapku dan mengulurkan tangannya pertanda dia minta pertolongan. Dengan kikuk aku membantunya berdiri dan sedikit tertunduk. Aku hanya bisa diam sampai dia membuka suaranya lagi.
"Gak ada minta maaf nih?", katanya lagi sambil merapikan bajunya.
Aku diam seribu bahasa.Tubuhku seperti menjadi batu dan tidak tahu harus berbuat apa. Terus saja tertunduk, tak berani melihat ke arahnya.
“Yasudahlah. Kalau gak mau minta maaf juga gak apa-apa”, cowok itupun berlalu dari hadapanku. Seketika itu juga aku ‘hidup’ kembali. Aku melihat ke depan dan diam-diam memperhatikan dia yang meninggalkan kantin sampai dia pun hilang dari pandanganku. Iya sya, bodoh ya kamu, minta maaf aja masa gak bisa.
Kelas hari ini pun berakhir. Aku langsung berjalan keluar kelas diikuti langkah Jessie.
“Sya, sorry ya tadi aku tiba-tiba ninggalin kamu dikantin. Habisnya tadi ada temen SMP ku yang baru masuk kampus kita. Jadi diajak ngobrol deh”