Mohon tunggu...
Callmehai
Callmehai Mohon Tunggu... Konsultan - Astrophile || Mahasiswa Farmasi STIKES Andini Persada Mamuju

Bercanda bersama kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bersama Doa

5 April 2022   22:55 Diperbarui: 5 April 2022   23:09 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Wah, sempurna. Asinnya pas. Kau benar- benar pandai dalam memasak."

Nyaris tawaku meledak, melihatnya tiada jeda menyendokkan sup itu ke mulutnya.

'Kasihan'.

'Tit. Tit. Tit'. Ponselnya berbunyi.

"Mama, nelfon."

"Angkatlah," responku lalu melangkah mengambil hatter.

Tidak menunggu lama, matanya sudah berkaca-kaca. Ponselnya jatuh begitu saja. Dia memandangku yang sedang meringis puas.

"Kau membunuh, Papa?"

"Hm. Pamanmu juga ludes di tanganku tadi malam. Untung saja, ibumu tengah berbelanja ke minimarket hingga nyawanya tidak ikut kulayangkan."

Kulihat wajahnya memerah. Tangannya terkepal.

"Kenapa? Marah? Seharusnya aku yang marah. Kenapa dirimu menghianatiku? Kenapa tidak jujur sedari awal? Agar aku tidak perlu menunggu lama menghabisi mereka."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun