Mohon tunggu...
Callmehai
Callmehai Mohon Tunggu... Konsultan - Astrophile || Mahasiswa Farmasi STIKES Andini Persada Mamuju

Bercanda bersama kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bersama Doa

5 April 2022   22:55 Diperbarui: 5 April 2022   23:09 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rizki? Tentu saja, dia paham. Tidak ada yang kusembunyikan tentang diriku darinya.

"Aku mau dia menemuiku di toilet," ucapku, yang mendapat tatapan kasihan dari Rizki.

"Wartawan akan menangkap aksimu, Sayang."

"Tapi aku benar-benar panas ingin menggorok lehernya."

"Kau bisa membunuhnya di rumahnya. Akan aku bantu cari alamatnya."

***

Dengan malu-malu, senja menampakkan diri setelah fajar tenggelam. Dia menertawakan kopiku yang belum tersentuh sama sekali. Sesekali mengejekku yang selalu menunggu notif pesan dari Rizki. Ah. Aku kesal!

Segera kusebet jaket hitam tebal dan langsung meloloskan kaki ke dalam sandal suwallo. Aku mesti bertindak malam ini. Tidak menutup kemungkinan, bisa saja Rizki sedang sibuk mengurus skripsinya.
Aku harus menemuinya, untuk memastikan.

***

Untuk yang pertama kali, kakiku berada di teras rumah Rizki. Rumah mewah bertingkat tiga, dengan cat hitam bercampur putih. Kolam renang ada di halaman depan rumah, lengkap dengan bunga mawar di sekelilingnya. Cantik, dan bersih.

'Tok tok tok.'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun