Sekeliling mereka banyak pasangan yang berfoto bersama, bergandengan tangan dan keakraban yang bebas. Hazni dan Laras cuma sedikit iri, ini juga mungkin sementara saat dia masih di Sakura Secret, pikir Laras. Mereka saling bertatap pandang, sudah paham artinya seperti sudah ada ikatan batin melihat orang-orang di sekelilingnya itu.
***
“Mau ke mana kita? Ini juga pakai bawa ransel gede, aku gak mau minggat ah, ke mana Haz?” Tanya Laras heran.
“Hahaha tenang aja, ini tempat yang keren lho. Untung hari ini tanggal merah libur nasional jadi aku bisa ajak kamu ke tempat ini, pegangan dan jangan ngantuk!”
Sepeda motor Hazni menyusuri jalan indah berbelok-belok itu, sebelah kanan matahari oranye tenggelam, waduk yang terpancar sinar matahari sore dan kiri bukit-bukit hijau dan nampak sebagian hutan.
Hazni menggandeng Laras sampai ke tempat yang agak lapang.
“Sampai kita, indah kan?” Hazni merentangkan tangannya ke arah pemandangan di depannya.
“Wow tempat apa ini? Kok kamu tahu sih?” Wajah Laras terlihat senang dan kagum dengan pemandangan alam ini.
“Tunggu sampai gelap nanti akan lebih indah.” Hazni kemudian mengeluarkan kamera SLR dan peralatan lainnya fotografi lainnya.
“Kenapa bawa sebanyak ini? Dapat dari mana?” Laras heran dengan apa yang akan dilakukan Hazni dengan itu semua.
“Dengar, di tempat ini kita tak perlu risih dengan orang lain kayak di taman bermain, kamu tidak perlu pakai masker dan takut untuk mengambil foto kita karena yang melihat kita di sini hanya kumbang, belalang dan burung-burung di ranting pohon itu. Ini dari Nana, aku pinjam. Sudah gelap, lihat itu!” Hazni kemudian membalikkan badan Laras. Laras terpaku beberapa saat melihat pemandangan di bawah.