“Kenapa ini?” Hazni tiba-tiba merasa lemas dan wajahnya agak pucat. Dia kemudian istirahat di bangku taman. Dia sangat kecapekan. Tiba-tiba datang dua anak kecil tadi memberikan wataame atau kalau di Indonesia permen kapas sebagai ungkapan terima kasih, mereka terlihat bahagia. Kembang api terus menyala di malam indah itu, Hazni membayangkan Laras juga memandang kembang api yang sama dengannya karena mereka di bawah langit yang sama.
Hazni sudah meninggalkan hotelnya dan menuju ke gedung peluncuran film debut Laras di Jepang. Gedung bertingkat yang indah, trotoar yang ramai oleh langkah cepat pejalan kaki untuk segera bekerja karena budaya mereka yang disiplin, toko-toko dengan keunikannya mulai dari fashion, elektronik, anime, makanan yang tulisannya didominasi huruf kanji indah. Hazni terpesona, membayangkan seperti apa Laras nanti yang terpengaruh suasana ini, Apa dia akan berpenampilan imut seperti gadis sekolah Jepang dengan seragamnya seperti di dorama-dorama Jepang atau malah dia mencampur unsur Indonesia dengan Harajuku style karena dia fashion leader sewaktu di Sakura Secret.
Hatinya semakin berdetak kencang setelah turun dari bis setelah tadi berjalan sekitar 15 menit menuju pemberhentian bis. Langkahnya semakin pelan saat masuk gedung, melihat dengan seksama poster film Laras dan banner yang menampilkan Laras dan lawan mainnya di film, Kazama Miura. Pose-pose cantik Laras makin buatnya terpesona tapi di sisi lain ada cemburu karena dia satu frame dengan laki-laki lain. Dia duduk di deretan kursi agak di belakang karena bagian depan sudah diisi wartawan-wartawan yang antusias oleh film yang dibintangi dua bintang besar Jepang saat ini. Deretan tengah ke tempatnya hingga belakang diduduki fans yang sangat bersemangat. Ramai sekali karena film ini berdasarkan adaptasi manga terkenal yang memiliki banyak penggemar di beberapa negara, jadi akan diputar di bioskop di negara-negara tersebut termasuk Indonesia yang memiliki otaku lumayan banyak. Perhatian wartawan dan penggemar baik dari Jepang maupun negara lain sukses tersedot yang menjadikannya trending topic mengenai filmnya ini, cerita, pemeran dan kisah seputar film ini.
Konferensi pers itu dimulai, host acara memanggil satu per satu bagian dari film itu. Pertama muncul produser, lalu sutradara, Kazama Miura dan terakhir tatapan Hazni langsung menuju pintu masuk, keluarlah Laras yang melangkah dengan senyumnya menyambut kilatan cahaya kamera wartawan, dia tampil cantik dengan gaun hitam retro, topi bundar lebar menghiasi rambut panjangnya. Kata kawaii muncul bersamaan dari fans di sekeliling Hazni menunjuk pada Laras.
“Dia cantik sekali, Laras kawaiiiiiii!” Hazni mengikuti perkataan fans sekelilingnya yang merupakan fans fanatik Laras.
Sesi tanya jawab sudah selesai. Beberapa orang terlihat tak sabar untuk segera menonton filmnya. Wajah mereka senang sekaligus serius mendiskusikan jalan ceritanya apa sesuai manga atau berbeda. Acara dilanjutkan ke ruangan sebelah yang digunakan untuk acara jumpa fans, para aktor dan aktris melakukan tanda tangan. Para fans mengantri dengan membawa poster, manga, dan suvenir lain untuk ditanda tangani. Laras beranjak ke tempat band setelah dibisiki manajernya. Dia menyanyikan soundtrack film ini, semua menghentikan kegiatannya untuk menyaksikan Laras menyanyikan lagu yang sedang di posisi 12 Oricon Chart ini. Semua ikut bernyanyi bersamanya.
Tatapan bahagia Hazni yang terdiam dari jarak 15 meter dari Laras. Di ending reff lagunya dia melihat Hazni. Sama seperti dulu saat Hazni terdiam sendiri menyaksikannya di Jakarta dan dia menatapnya dari atas panggung. Suaranya berhenti beberapa saat tapi dia cepat kembali fokus sambil tetap sesekali curi pandang ke Hazni yang tersenyum padanya. Selesai bernyanyi dia segera menghampiri manajernya meminta dia memberitahu Hazni agar tidak pergi dan menemuinya di belakang selesai acara.
Saat sesi terakhir hampir selesai, tiba-tiba Miura maju dan berbisik ke pembawa acara. Pembawa acara tersenyum dan menyerahkan mic ke Miura. Dia meminta Laras maju dan berdiri di sampingnya. Dia kemudian menggenggam tangan Laras yang disambut teriakan fans.
“Saya Kazama Miura meminta kamu bidadari hujanku dengan penuh hormat dan tulus, jadilah istriku dan temani hidupku.” Miura melamar Laras, adegan romantis ini nyata bukan bagian dari film. Suasana semakin heboh dan kilatan kamera menyala-nyala mengabadikan momen Miura berlutut di depan wanita yang dicintainya.
Laras langsung menoleh terkejut ke arah Hazni. Ekspresi Hazni hanya datar, tidak ada ekspresi lain dari kejadian itu. Lalu fokus Laras teralihkan oleh pertanyaan Miura. Dia terdiam beberapa saat.
“Maukah kamu?” Tanya Miura.