Mohon tunggu...
Yosep Suradal
Yosep Suradal Mohon Tunggu... Arsitek - Arsitektur dan Filosofi Alphabet (Pemegang/Inventor Rekor MURI Pembatas Buku LETSREAD)

Arsitektur dan Filosofi Alphabet

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kegaduhan di Perpustakaan Nasional (Novel Literasi 1)

2 September 2019   10:57 Diperbarui: 7 September 2019   23:52 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
'Novel Literasi Anak ini didukung oleh Tim BooNAZ, Sebuah Tim yang Terdiri dari 26 tokoh alfabet' :(Photo: oleh Yosep. S)

Suatu hari,"Apa sih yang menarik dari huruf-huruf, selain untuk membaca, menulis dan berkomunikasi ?" Tanya ayahnya kepada Deappa.

"Deappa punya cita cita membuat karakter-karakter alfabet. Selain itu, ada yang aneh setiap Deappa membaca kalimat, seperti ada bayangan di balik huruf-huruf itu. Inilah yang membuat Deappa tertarik dan penasaran".

Dalam tidur malamnya, suatu hari Deappa bermimpi bertemu makhluk kecil misterius. Pertemuan itu terjadi di sebuah bukit dengan taman yang asri, rumput yang hijau dan subur. Deappa berdiri di tengah ruang terbuka dan makhluk-makhluk kerdil yang aneh mengelilinginya. 

Satu makhluk kerdil aneh berjalan tenang mendekati Deappa, memohon kepada Deappa untuk berlutut, sebab postur Deappa lebih tinggi dari makhluk aneh itu. 

Setelah mendapatkan isyarat, Deappa menjulurkan tangan kanannya ke depan agar makhluk kerdil itu bisa dengan mudah mengenakan gelang di tangan Deappa. Lebar gelang itu kira-kira 4 cm, berwarna ke abu-abuan, terdapat 26 butiran yang terbuat dari, seperti kaca.

Kemudian, makhluk itu mengambil benda berbentuk gulungan yang terselib di bajunya, menyerahkan kepada Deappa, menyalami, dan terakhir, memeluknya. 

Saat mahkluk aneh itu memeluk Deappa, ada energi panas dari makhluk itu mengalir ke tubuh Deappa. Awalnya terasa hangat, beberapa detik kemudian Deappa merasa kepanasan. Sekuat tenaga Deappa mencoba bertahan. Namun semakin lama semakin panas. Tubuh Deappa lemas dan akhirnya pingsan.

Jam dinding menunjukkan pukul 24.00 wib saat Deappa terbangun dari tidur sambil memeluk guling erat- erat. Ia ingat bahwa tadi bermimpi. Deappa mengangkat tangan kanannya, dan, "Wow, ada gelang bagus di tanganku, keren !", seperti yang ia alami dalam mimpi. 

Dan di dekat guling yang dipeluknya ada gulungan mirip kertas. Deappa penasaran, kemudian segera membuka gulungan itu, dan membacanya.

"Hei huruf apain ini, aku belum pernah melihatnya ?", tanya Deapa dalam hati.

Deappa berpikir keras untuk memahami arti bacaan itu. Tapi ia tidak berhasil, sebab ia hanya mengandalkan kekuatannya sendiri. Dengan gerakan cepat Deappa duduk tegak di ranjang, memejamkan mata penuh konsentrasi. 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun