3. 2. 6 Serangan Udara dan Gugurnya Letnan Kolonel Isdiman
gambar 7.patung Panglima Besar Sudirman di Lapangan Turonggo Ceta (dok.Meika)
      Hari Minggu Legi, 25 November 1945 pukul 09.00 Seksi Soengkono yang beranggotakan 48 orang baru saja masuk ke gedung tua di deusun Baran Dukuh setelah tiga hari tiga malam bertugas di sektor utara.
      Tiba-tiba terlihat dua pesawat Dakota dan tiga pesawat Mustang melintas berputar di kota Ambarawa. Dua pesawat Dakota terbang merendah menerjukan payung parasut di lapangan militer Turonggo Ceta membawa keperluan logistik.
      Ternyata setelah berputar dua tiga kali tiga pesawat mustang membagi daerah serangan. Satu mustang terbang ke utara menuju Bandungan,memberondongkan senapan mesin kemudian terbang ke barat, terus ke selatan dan ke timur dan menjatuhkan bom di rumpun bambu yang hingga kini berbekas lubang selebar 8 meter dengan kedalaman 2,5 meter. Serangan ini terjadi sekitar pukul 11.00 di desa Bandungan, Ambarawa.
      Pesawat mustang yang ke dua melaju ke sektor barat ke arah kecamatan Jambu. Inilah awal tragedi gugurnya Letnan Kolonel Isdiman.
      Hari itu pukul 05.30 telah datang di desa Klurahan, kecamatan Jambu Beliau Letkol Isdiman, seorang Dan Res I Divisi V Purwokerto. Beliau adalah orang kepercayaan Kolonel Soedirman yang bertugas mengatur siasat dalam Petempuran Ambarawa. Beliau akan bertemu dengan Mayor Imam Androngi, Dan Yon TKR Banyumas yang ikut menggiring tentara sekutu mundur dari Magelang ke Ambarawa. Kolonel Soedirman berkehendak agar Mayor Imam Androngi tidak memikul tugas ganda yaitu sebagai Dan Yon tempur sekaligus perwira siasat. Untuk itu sedianya dilakukan serah terima di SD Klurahan, kecamatan Jambu.    Â
      Namun belum sempat serah terima dilaksanakan, sebuah pesawat mustang melayang di atas desa Klurahan. Letkol Isdiman dan Mayor Imam Androngi berlari ke belakang sekolah dan berlindung pada rumpun pisang dan pohon waru yang tumbuh di gundukan parit. Semua TKR berhamburan keluar untuk mencari perlindungan. Rupanya pilot mustang mengetahui gerak TKR dan mobil yang diparkir tanpa kamuflase yang cukup. Dari arah utara pesawat terbang merendah disertai berondongan peluru miltraliyur. Kemudian karena bangunan sekolah terletak di perbukitan maka pesawat dapat terbang sejajar hampir rata dengan tanah bangunan sekolah dengan berondongan ke duanya. Setelah itu serangan dilanjutkan ke desa Ngampin dan menjatuhkan bom di jalan raya Semarang Magelang yang berakibat terbentuknya lubang selebar 7 meter dengan kedalaman 2,5 meter.
gambar 8. Monumen Isdiman tahun 1974 (dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jateng)
      Pada berondongan ke dua Letkol Isdiman tertembus peluru senapan mesin 12, 7 mm yang menyebabkan pahanya hancur. Kemudian Mayor Imam Androngi memerintahkan pengawal dan sopirnya untuk melarikan Letkol Isdiman ke RS Magelang. Komando pertempuran diambil alih oleh Letkol Gatot Subroto. Namun pada subuh 26 November 1945 Letkol Isdiman telah menghadap ke hadirat Illahi sebagai kusuma bangsa.
                                                Letkol Isdiman dimakamkan di Yogyakarta. Untuk mengenang jasanya, didirikanlah Museum Isdiman. Selain itu di Klurahan Juga terdapat Monumen dan Masjid Isdiman.