Segera setelah Kolonel Soedirman memerintahkan untuk menyerang pertahanan Sekutu secara bersamaan pukul 04.30 . Tugas sektor barat adalah menggempur musuh pada batas kota Ambarawa tepatnya di pekuburan Kerkop dusun Garung yang dipimpin Mayor Sardjono dan diperkuat Mayor Soeharto, keduanya dari TKR Yogyakarta.Sedangkan Mayor Imam Androngi beserta Mayor Soegeng Tirtosiswoyo mengitari desa Brongkol, ke timur Nrapah, Banyubiru. Dari utara datang bantuan dari kompi Lettu Sarwo Edi yang turun dari desa Pasekan.
      Tepat pukul 04.30 tembakan pertama diluncurkan dan disambut dengan tembakan dari empat penjuru kota Ambarawa. Serangan serentak ini membuat tentara Sekutu tidak berani keluar Kampemen.
      Gerakan ini dilanjutkan sehabis Isya pukul 19.30 dan diteruskan pagi Subuh berikutnya selama empat hari hingga tentara Sekutu mundur meninggalkan kota Ambarawa. Tercatat pula dalam serangan serentak pertama pada sore hari sekitar pukul 16.00 tentara Sekutu berkendaraan truk mulai meninggalkan Ambarawa.
Gambar 9.Sketsa peta siasat Supit Udang Kolonel Sudirman (dok.Meika)
Dan terlihat dari sektor utara Baran Gembyang bahwa pada 15 Desember 1945 pukul 03.00 sederet konvoi tentara Sekutu yang cukup banyak bergerak meninggalkan Ambarawa menuju Semarang. Pagi hari tanggal 15 Desember 1945 hari Sabtu Legi ketika TKR mendekati perkubuan tentara Sekutu yang berada di seluruh sektor Ambarawa telah ditinggalkan.
3. 2. 9 Sersan I ( Purnawirawan ) Sarmudji, Pelaku Sejarah Pertempuran Ambarawa
Sertu (Purn) Sarmudji lahir di Ambarawa pada tanggal 10 April 1925.
Riwayat karir beliau yaitu: bergabung dalam HEIHO pada usia 18 tahun dengan pangkat jotai (1943), sebagai anggota BKR (Badan Keamanan Rakyat, TKR (Tentara Keamanan Rakyat) ketika terjadi Pertempuran Ambarawa, anggota TRI (Tentara Republik Indonesia), anggota TNI (Tentara Nasional Indonesia) Batalyon III Resimen 23 Divisi IV dengan pangkat terakhir Sersan I, jabatan Komandan Regu Barisan Markas Bat.III/23/Div.IV.
Setelah pensiun beliau menjadi salah seorang veteran yang bertugas sebagai Satpol-PP kecamatan Jambu. Beliau juga pernah bertugas sebagai pemandu Monumen Palagan Ambarawa secara sukarela.Sejak tahun 1970-an beliau telah melayani wawancara dari dalam maupun luar negeri seperti Jepang dan Jerman dan hingga sekarang masih menjalin hubungan komunikasi dengan Warga Negara Jepang. Tahun 2009 ini beliau juga telah menjalani peliputan acara stasiun televisi MetroTV dalam acara Metro’s File yang telah                                     ditayangkan Minggu, 23 Agustus 2009.
BAB IV
HIKMAH PERISTIWA PALAGAN AMBARAWA BAGI GENERASI BANGSA