3. 2.1 Aliran Air Sinyo Membawa Petaka
Pertempuran Ambarawa yang berlanjut dengan sebutan Palagan Ambarawa didahului oleh peristiwa Insiden Air pada sebuah aliran sungai kecil di ujung dusun Ngampon, kelurahan Pajang, kecamatan Ambarawa. Insiden tersebut terjadi pada hari Selasa Legi tanggal 20 November 1945 pukul 13.00 .(Sarmudji. 2001. hal 2)
Sudah menjadi kebiasaan tentara Sekutu yang berada di Ambarawa tiap hari berpatroli ke kamp-kamp interniran yang berada di kota Ambarawa maupun di kota kecamatan Banyubiru. Kamp-kamp tersebut berisi wanita-wanita Belanda dengan sinyo-sinyo mereka.
gambar 1.Gedung SMP Pangudi Luhur (bekas MULO) Â (dok.Meika)
Terdapat enam kamp di sana, yaitu kamp nomor 6 Gereja Katholik ( Gereja Jago ), kamp nomor 7 Sekolah MULO (sekarang Pangudi Luhur), kamp nomor 8 bekas Militer Zieken Heis atau sekarang kantor Ramil 09, kamp nomor 9 Tangsi Militer Batalyon KNIL Ambarawa ( sekarang Kesatrian Yon Kavaleri Serbu II Ambarawa ), kamp nomor 10 bekas Tangsi Militer Kavaleri  Banyubiru, pasukan berkuda KNIL yang sekarang menjadi Kesatrian Yon Zipur Banyubiru, dan kamp nomor 11 bekas benteng yang sekarang menjadi Depot Pendidikan Polisi Republik Indonesia.
Enam kamp interniran wanita Belanda itu setiap hari didatangi tentara Ghurga sebanyak tiga kali yaitu pukul 07.00, pukul 13.00, dan pukul 18.00 dengan mengendarai jeep yang di dalamnya terdapat enam orang tentara Ghurga bersenjata lengkap.
gambar 2. gereja Jago                 (dok. Meika)
Selasa Legi, 20 November 1945 pukul 13.00 patroli tentara Ghurga berhenti di muka pintu gerbang kamp Pastoran Gereja Jago. Ketika keluar dari sana, tentara itu keluar bersama dua orang sinyo berusia 12 tahun yang melaporkan bahwa aliran air yang menuju kamp saat itu tidak mengalir. Hal ini dikarenakan para petani yang menggarap sawah di belakang komplek Sekolah MULO menggunakan aliran air sungai kecil ini untuk dilairkan ke lokasi sawah yang digarap. Untuk sementar waktu, simpangan air ke kamp interniran disumbat dan setelah selesai sore hari sumbatan itu dibuka kembali.
Menurut tentara Ghurga hal ini adalah perbuatan yang kurang ajar. Maka mereka bersama dua orang sinyo tadi berjalan ke utara untuk membuka sumbatan itu. Kira-kira 100 meter tentara Ghurga melihat sekelompok petani. Tentara Ghurga pun membubarkan mereka dengan meletuskan tiga kali tembakan ke udara.
Ternyata dari kamp para pemuda anggota TKR / BKR yang berada di gedung Sekolah MULO juga meletus balasan tiga kali tembakan. Tembakan tersebut berasal dari Karaben laras pendek Komandan Letnan II Sariman yang saat itu menjabat Komandan Seksi Keamanan kota Ambarawa.
gambar 3. Â Yon Kavaleri Tank II Ambarawa (bekas Kampemen Sekutu) (dok.Meika)