Mohon tunggu...
Azmul Warid
Azmul Warid Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya warid, saya suka menulis membaca dan berdiskusi, sejak kecil saya suka dengan hal hal yang bernuansa dengan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Warna Perjalanan

14 September 2024   16:06 Diperbarui: 14 September 2024   16:07 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"aku anter kamu "tiba tiba itu kalimat yang mampu keluar dari multku, seakan akan mengamini kepergiannya

"tidak usah, aku bisa pake ojek"

setelah itu aku tak  bisa mencegahnya, ku biarkan ia menyusuri jalan kampus, di pertigaan perpustakaan wajahnya tertelan.

semenjak itu juga aku tak pernah mendengar kabar tentangnya, bukan karena tak pernah mengabarinya atau mencari tahu tentang keberadaan dan jejak wanita itu, lebih tepatnya aku sudah kehilangan cara, teman teman nya yang aku tanyakan menjawab nihil, tak ada jawaban yang jelas, wanita itu sudah hampir 2 minggu absen kelas, tak pernah mengikuti matkul, entahlah segala macam pertanyaan ku panjatkan ke langit dan tuhan pun menjawab melalui peristiwa yang sakit.

malam itu purnama di taburi bintang, ribuan cahaya menstubuhi bandung, dalam getir kehampaan aku duduk merenung di salah satu dataran tinggi yang berada di sana, di antara putus harapku aku memutuskan untuk menenangkan pikiran, mempercayai pada alam semoga ia dapat menyembukan

di sana suasana begitu syahdu, petikan gitar dan lirik lagu yang yang di bawakan seorang penyanyi menyelip dalam relung malam menghangatkan pembuluh darahku, pelarian atas kenyataan ini cukup mengobati kendati dalam malam malamku yang kelam cuma aku dan kesendirian ku rindu kembali datang mengambil jatahnya

nada dering terdengar dari handphone ku, malas malasan aku menyentuh panggilan jawab tanpa melihat dari siapa

"hey" suara itu terdengar

butuh keseimbangan mendengar suara itu, suara yang mendamparkan ku kesini, suara yang membuatku rela menghabiskan sisa malam sekedar hanya untuk mengenang dirinya, mengenang wajahnya yang di terpa cahaya, mengenang pertemuan itu dan kemisteriusannya, mengenang tikungan senyumnya yang mampu meluruskan jalan hidupku,

aku membetulkan suara, berusaha terdengar baik baik saja 

"kemana aja? " tanyaku langsung tak mau basa basi, aku yakin dia sudah mempersiapkan jawaban atas pertanyaan ku ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun