Mohon tunggu...
Azmul Warid
Azmul Warid Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya warid, saya suka menulis membaca dan berdiskusi, sejak kecil saya suka dengan hal hal yang bernuansa dengan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Warna Perjalanan

14 September 2024   16:06 Diperbarui: 14 September 2024   16:07 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"kamu mau kemana?"tanyaku, mengehntikan langkahnya sambil memegang tangannya 

"kehabitatku, mau ikut?"

tak ada yang memperhatikan, di tempat itu semua orang sibuk dengan permasalahannya sendiri, masing masing  mahasiswa berkumpul membuat circelnya sendiri, angin kembali menyapu hijabnya membuat rambutnya hampir di telanjangi seluruhnya 

aku mencoba merapihkan hijabnya, baru setengah sentuhan dari tanganku dia kembali memotong

"tidak usah, tidak ada sesuatu yang perlu di perbaiki, atau karena kamu malu bersama dengan orang yang berpakaian sepertiku hijab seenaknya seakan akan hanya formalitas?"

dia tidak kesal, aku tahu itu adalah caranya menggugurkan kata kesal yang sering di anggap buruk oleh manusia , karena seluruhh keragaman emosi di ciptakan tuhan, lantas kenapa hadirnya manusia di bumi ini menjadi penghakim atas ciptaan tuhan yang dirinya adalah ciptaan tuhan juga. kita pernah berbincang perihal itu, namun yang belum aku menngerti adalah kalimatnya yang terakhir 

kenapa takut harus terlalu dalam?

bukankah kedalaman adalah bukti keseriusan?

apa yang menyusun pikirannya sehingga ia banyak mempertimbangkan?

bukankah yang harus di usahakan adalah cara kita menyusun ruang ruang pertemuan dan ruang ruang kehangatan?

semua pikiranku membantahnya, entahlaah apa masa lalunya yang begitu berat sehingga tak mampu di satukan dengan kenyataan ku hari ini 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun