Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rumah Warisan

13 Januari 2022   21:27 Diperbarui: 13 Januari 2022   21:38 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
fashionjournal.com.au

Tapi setelah keluarganya pindah, dia berhenti menerima tamu.

"Rumah itu terlalu banyak menghabiskan biaya," kata adik perempuannya Moira di telepon sebulan setelah mereka memakamkan ibu mereka.

"Ada banyak cara untuk mempertahankannya," katanya, sudah merasakan ke mana pembicaraan adiknya akan mengarah.

"Kalau kita menjual, Abang bisa tinggal di rumah yang lebih baik."

Dia tidak menjawab, jadi Moira berkata lagi.

"Rumah itu bukan punya Abang sendirian."

"Tidak, tapi untuk menjualnya perlu setidaknya dua suara dari tiga," katanya, mengetahui bahwa adiknya, Herman, tidak ingin memaksa dia menjual rumah, lebih memilih kedua saudara kandungnya yang lain menyelesaikannya.

"Keharusanku ikut urunan membayar PBB rumah terkutuk itu membunuhku," kata Moira. "Abang tidak boleh egois begitu."

"Dia adalah orang tuamu juga," katanya, yang dimaksud ibu mereka, "tetapi dia menuliskannya dalam surat wasiat. Dua suara untuk dijual. Titik."

"Kalau begitu, Abang dan Herman beli saja bagianku."

"Aku harus mencuci piring."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun