Aku dan teman-teman lainnya yang se”level”, langsung menuju ke seberang jalan dan mencari makanan yang paling murah yaitu ketoprak pinggir jalan kampus yang berada dekat selokan. Saat kuliah, kebersihan sudah bukan yang utama yang penting harga murah tapi kualitas kekenyangan maksimal.
Hari berikutnya, kegiatan kuliah berjalan seperti biasa. Namun hari ini ada yang berbeda. Ayah menggandeng sosok wanita cantik bagai ratu kecantikan. Sang ayah yang baru mendarat dari bandara memboyong dan memperkenalkan sang wanita sebagai calon istriku. Aku yang masih kuliah tidak dapat menemaninya untuk jalan keluar jadi aku bawa ke dalam kelas. Seluruh kelas heboh dan berteriak histeris kedatangan seorang ratu kecantikan yang menggoda semua.
“Huuuuuuuuuuuuuu……” Teriak seisi kelas sambil memukul mukul meja seolah kaget, senang dan terperanjat.
“hei San…itu siapa? Tanya sang sahabat yang bertubuh gempal.
“Ohhhh itu, wanita yang dijodohkan oleh ayah…” jawabku singkat.
“Wahhhhhh gila loe….San. Beruntung banget loe jadi orang……Kalo gua tuh langsung gua kawinin tau!!! Jawabnya bersemangat.
“Jangan gitu dong. Gua kan baru kenal dekat sekarang-sekarang ini. Baru mempelajari cocok atau nga ama gua nantinya. Aku kan butuhnya yang sholehah dan yang bisa menjadi ibu yang baik untuk anak-anaku kelak” Aku mencoba menenangkan.
Aku dan sang ratu berjalan keluar dari kelas, tidak jadi belajar karena suasana kelas menjadi sangat riuh dan tidak kondusif lagi.
Sesampai di rumah, aku berdiskusi dengan sang ayah.
“San, ayah ingin kamu menikah pas setelah kamu lulus sarjana nanti”
“Iya ayah, tapi kan aku belum punya pekerjaan”