Sambil menangis, aku menyetir kendaraan.
Bingung dan tak menyangka kejadian ini akan terjadi. Pernikahan yang tinggal beberapa hari lagi digelar mendadak aku batalkan.
Aku merasa cincin yang dilemparkan sebuah penghinaan besar. Maka aku membalasnya dengan tindakan yang sama. Aku kecewa. Aku marah. Aku sedih.
Esoknya telepon dari sang kekasih masuk.
Aku dengan rasa malas, mendiamkannya.
Tapi telepon itu terus berdering hingga 7 kali…
Aku kemudiaan mengangkatnya dengan kesal.
“Ada apa lagi sekarang?...
“Kamu puas dengan kelakuanmu yang menyakiti perasaanku…. Iya? Aku melampiaskan kekecewaan.
“kamu kok mendadak begitu?” aku bertanya tak menyangka kejadian kemaren.
“Maaaaff……aku telah salah sangka…..kepada kakak” kata sang kekasih dibalik telelpon.