Kasih dan rahmatNya.
Yang terpancar dalam dirinya.
Selalu terjaga dan lestari.
Walau waktukan berhenti.
Suatu hari, aku sedang menyetir mobil melewati kompleks menuju Jakarta. Di jalan aku lihat seorang teman sedang berjalan kaki. Aku langsung menawarkannya untuk naik kedalam mobil.
“Bro…pa kabar?....Yuukk bareng aja” ujarku mengajaknya naik keatas mobil.
“Ehhh Insan, alhamdulillah…Siap bro…” ucapnya langsung menunduk dan masuk ke dalam mobil.
Kami mengobrol santai kehidupan kita masing-masing, hingga aku berkisah tentang batalnya pernikahanku. Dia menawarkan bantuan dan beberapa calon yang dia kenal, dan mengajakku untuk mengenal salah satunya.
“Bro….kalo menurut gua, loe coba aja “taaruf” dulu. Mana tahu ada yang cocok….”
“Baiklah bro….kebetulan gua lagi kecewa berat nih….Aku rasanya tak sanggup lagi untuk melanjutkan hidup”Aku mulai membuka diri agar ada harapan.