Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membedah Kebenaran Isra Mi'raj melalui Psikologi Pengakuan dan Analisis Forensik Naratif

28 Januari 2025   15:14 Diperbarui: 28 Januari 2025   15:31 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rachman menghela napas. "Baiklah, tenang, Pak. Kami akan lanjutkan penyelidikan. Tapi, sebelum itu, kami perlu memverifikasi beberapa hal."

Rachman mengutus Danu untuk memeriksa jalan sawah yang disebutkan Dudung. Mereka mencari bekas ban motor, jejak sepatu, atau benda lain yang bisa menjadi petunjuk.

"Pak Dudung, apakah Bapak bawa ponsel? Kalau ada, kami bisa cek riwayat lokasinya untuk memastikan rute Bapak tadi pagi," kata Danu. Dudung menyerahkan ponselnya. Danu memeriksa aplikasi peta dan menemukan rute yang memang melewati jalan sawah tersebut.

Di hadapan polisi lain, Dudung diminta menjelaskan ulang bagaimana pelaku muncul, menariknya, dan mengambil motornya. Dudung mampu menunjukkan detail gerakan yang konsisten.

Sore harinya, polisi menemukan motor Dudung ditinggalkan di pinggir hutan, dengan tangki bensin kosong. Rachman memanggil Dudung ke kantor polisi.

"Pak Dudung, kami menemukan motor Bapak. Tapi, kami masih menyelidiki siapa pelakunya," kata Rachman sambil mengembalikan kunci motor.

Dudung menangis haru. "Terima kasih, Pak. Saya kira motor itu sudah hilang selamanya."

Namun, saat Dudung hendak pergi, Rachman menatapnya tajam sekali lagi. "Pak Dudung, saya percaya Bapak. Tapi ingat, jika ada sesuatu yang Bapak sembunyikan, pasti akan terungkap. Dunia ini sempit."

Dudung hanya mengangguk, meninggalkan kantor polisi dengan perasaan campur aduk, antara lega dan takut.

Abstrak

Isra Mi'raj adalah salah satu peristiwa paling monumental dalam sejarah Islam, menggabungkan pengalaman spiritual dan klaim perjalanan luar biasa yang melibatkan ruang, waktu, dan dimensi transendental. Namun, dalam ketiadaan saksi dan bukti fisik langsung, bagaimana kita dapat mengevaluasi kebenaran peristiwa ini? Artikel ini menghadirkan pendekatan inovatif berbasis psikologi pengakuan dan analisis forensik naratif untuk menilai validitas klaim historis dan transendental.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun