Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membedah Kebenaran Isra Mi'raj melalui Psikologi Pengakuan dan Analisis Forensik Naratif

28 Januari 2025   15:14 Diperbarui: 28 Januari 2025   15:31 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah penyampaian narasi Isra Mi'raj, terjadi peningkatan keimanan di kalangan pengikut Nabi Muhammad SAW, terutama dalam menghadapi tekanan dari kaum Quraisy. Peristiwa ini memberikan dorongan spiritual yang signifikan bagi komunitas Muslim awal.

Salah satu hasil nyata dari peristiwa ini adalah kewajiban shalat lima waktu, yang menjadi tonggak utama dalam kehidupan spiritual umat Islam hingga saat ini.

b. Efek Jangka Panjang pada Komunitas Muslim:

Narasi Isra Mi'raj memberikan landasan teologis untuk koneksi spiritual antara Mekah dan Yerusalem, yang menjadi simbol persatuan umat Islam di seluruh dunia.

Efek ini tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga sosial, karena memperkuat solidaritas dan identitas kolektif komunitas Muslim.

4. Keterbatasan dan Spekulasi Ilmiah

a. Keterbatasan Sains Modern dalam Menjelaskan Dimensi Transendental:

Peristiwa Isra Mi'raj mencakup elemen-elemen transendental, seperti perjalanan melampaui ruang dan waktu, yang sulit dijelaskan dengan sains modern. Pengalaman spiritual semacam ini tidak dapat direduksi menjadi fenomena empiris semata.

Dimensi non-fisik dari peristiwa ini berada di luar jangkauan metode saintifik konvensional, sehingga pembahasan ilmiah hanya dapat berfokus pada elemen-elemen yang dapat diverifikasi, seperti narasi, dampak sosial, dan konsistensi psikologis.

b. Analogi dengan Teori Relativitas dan Perjalanan Waktu:

Teori relativitas Einstein menunjukkan bahwa ruang dan waktu adalah entitas yang dapat berubah tergantung pada kondisi tertentu, seperti kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Dalam konteks Isra Mikraj, perjalanan Nabi Muhammad melalui dimensi yang melampaui ruang dan waktu dapat diinterpretasikan secara analogis sebagai fenomena yang melibatkan dimensi fisik dan metafisik.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun