Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketidakpuasan vs. Ridho: Duel Abadi yang Menentukan Takdir Sejarah Peradaban

11 Januari 2025   15:45 Diperbarui: 11 Januari 2025   15:45 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketidakpuasan terhadap pemerintahan Tsar dan ketidaksetaraan sosial mendorong revolusi Bolshevik yang menggulingkan Tsar Nicholas II. Namun, ketidakpuasan yang tak terkelola dengan baik dan adanya perjuangan ideologis antara berbagai faksi menyebabkan Perang Saudara Rusia, yang memunculkan rezim komunis yang represif di bawah Lenin dan Stalin. Keinginan untuk menghapuskan ketidakadilan sosial menghasilkan pengorbanan besar bagi rakyat Rusia dan menyebabkan krisis ekonomi serta represi yang berlangsung selama beberapa dekade.

3. Revolusi Arab Spring (2010-2012)

Ketidakpuasan yang meluas terhadap pemerintahan otoriter di negara-negara Arab mendorong protes dan revolusi yang menggulingkan beberapa pemimpin diktator, seperti di Tunisia, Mesir, dan Libya. Namun, setelah rejim digulingkan, ketidakpuasan yang belum terorganisir dengan baik dan ketiadaan rencana strategis untuk masa depan menyebabkan ketidakstabilan politik yang berkepanjangan. Ketidakpastian ini memicu kekerasan, pemberontakan bersenjata, dan kekacauan di negara-negara tersebut, mengarah pada pembentukan rezim yang lebih buruk atau negara-negara yang terpecah belah.

4. Reformasi Indonesia 1998

Ketidakpuasan terhadap pemerintahan Orde Baru yang korup dan otoriter memunculkan gerakan reformasi yang mengakhiri pemerintahan Soeharto. Meskipun perubahan ini mengarah pada transisi menuju demokrasi, proses reformasi yang cepat dan tanpa persiapan yang matang menyebabkan kekacauan sosial dan ekonomi, termasuk krisis moneter Asia 1997-1998 yang semakin memperburuk keadaan. Ketidakpuasan yang menggulingkan pemerintahan lama tidak selalu diikuti dengan penyelesaian yang efektif untuk masalah struktural di dalam negeri, dan banyak tantangan seperti korupsi dan ketidakstabilan politik masih berlangsung hingga kini.

5. Revolusi Industri

Revolusi Industri dimulai dengan ketidakpuasan terhadap cara-cara lama dalam produksi barang dan pertanian yang tidak lagi efisien untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang berkembang. Namun, meskipun revolusi ini menghasilkan kemajuan besar dalam teknologi dan produksi, dampak negatif seperti eksploitasinya terhadap tenaga kerja, terutama pekerja anak, serta degradasi lingkungan, juga sangat terasa. Ketidakpuasan terhadap kondisi kerja dan kesenjangan sosial menciptakan ketegangan dan perlawanan dari kelas pekerja terhadap kondisi kerja yang buruk.

6. Relativitas Umum

Ketidakpuasan terhadap teori gravitasi Newton yang tidak mampu menjelaskan fenomena tertentu, seperti gerakan planet dan cahaya, mendorong Einstein untuk merumuskan teori relativitas umum. Meskipun teori ini memperkenalkan pemahaman baru tentang gravitasi, ketidakpuasan ini juga menyebabkan perpecahan dalam komunitas ilmiah dan memunculkan perdebatan yang panjang mengenai penerimaan teori tersebut. Terlepas dari efek positifnya, revolusi ilmiah ini memunculkan tantangan dalam pengujian dan penerimaan ide-ide baru, serta mengubah paradigma fisika secara radikal.

7. Penemuan Teknologi

Penemuan teknologi sering kali dipicu oleh ketidakpuasan terhadap keterbatasan alat dan sistem yang ada. Namun, meskipun inovasi ini memberi dampak positif, ketidakpuasan yang terlalu fokus pada pencapaian teknologi sering kali mengabaikan dampak sosial dan etika dari penemuan tersebut. Misalnya, dalam pengembangan teknologi digital dan AI, ketidakpuasan terhadap proses yang lebih lambat dan kurang efisien dapat memunculkan masalah etika, seperti pelanggaran privasi, ketergantungan teknologi, dan pengangguran akibat otomatisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun