Ridho Membentuk Mentalitas Syukur yang Produktif:
Orang yang ridho cenderung bersyukur atas rezeki yang ada, tetapi tetap berusaha mengelolanya dengan bijak. Ini menghasilkan ekonomi yang lebih stabil dan terarah.
Pendekatan ekonomi berbasis ridho terlihat dalam konsep ekonomi solidaritas, di mana masyarakat berbagi keuntungan secara adil, seperti dalam koperasi atau model zakat.
c. Ridho dalam Seni dan Budaya
Seni sering dianggap sebagai ruang ekspresi ketidakpuasan. Namun, ridho juga memiliki peran besar dalam menciptakan seni yang lebih mendalam.
Ridho mengajarkan seniman untuk menerima kondisi manusia, termasuk penderitaan, keterbatasan, dan keindahan alamiah dunia. Dari sini lahir seni yang reflektif dan transformatif.
Seni yang dihasilkan dari ridho seringkali membawa pesan damai, harmoni, dan keseimbangan.
Dalam seni Islam, seperti kaligrafi dan arsitektur masjid, ada penerimaan terhadap prinsip kesederhanaan dan keseimbangan, yang menciptakan keindahan unik yang tidak terikat pada ketidakpuasan.
Seni modern sering kali dikuasai oleh ketidakpuasan yang destruktif, sementara ridho dapat mengembalikan seni pada fungsi sosial dan spiritualnya.
d. Ridho Sebagai Pilar Peradaban
Peradaban yang kokoh dibangun di atas keseimbangan antara usaha (ikhtiar) dan penerimaan (ridho).