4.3 Teknologi yang Mendukung Prinsip Ketahanan Data
Untuk mengatasi risiko ini, berbagai teknologi telah berkembang untuk mendukung prinsip ketahanan data, di antaranya:
Blockchain: Teknologi ini menawarkan rekam jejak data yang tidak dapat diubah (immutable ledger), meningkatkan transparansi dan keamanan dalam pelaporan keuangan. Misalnya, setiap transaksi disimpan dalam blok yang saling terhubung, sehingga manipulasi data menjadi hampir mustahil.
-
Enkripsi lanjutan: Teknik enkripsi end-to-end memastikan data tetap aman selama transfer atau penyimpanan. Dengan enkripsi asimetris, hanya pihak yang memiliki kunci tertentu yang dapat mengakses data sensitif.
Sistem redundansi: Cadangan data (backup) berbasis cloud memungkinkan pemulihan cepat jika terjadi kegagalan sistem.
Artificial Intelligence (AI): AI dapat mendeteksi pola anomali dalam data untuk mengidentifikasi ancaman siber atau kesalahan sistem sebelum menjadi masalah besar.
4.4 Studi Kasus: Gangguan Sistem dan Mitigasi Melalui Ketahanan Data
Sebuah studi kasus menarik berasal dari penerapan blockchain oleh Walmart untuk melacak rantai pasokan makanan. Ketika terjadi insiden kontaminasi makanan, perusahaan dapat segera menelusuri sumber masalah dalam hitungan detik, berkat rekam jejak data yang terjamin keandalannya.
Contoh lain adalah implementasi ketahanan data oleh Bank of America, yang menggunakan sistem redundansi dan enkripsi tingkat tinggi untuk melindungi data nasabah dari ancaman siber. Pada tahun 2020, bank ini berhasil menghindari gangguan besar meskipun terjadi peningkatan serangan siber selama pandemi COVID-19.
4.5 Tantangan dan Solusi
Implementasi prinsip ketahanan data menghadapi beberapa tantangan, termasuk: