Reputasi dan nilai merek: Perusahaan yang transparan tentang keberlanjutan cenderung memiliki reputasi lebih baik, menarik konsumen yang peduli lingkungan dan sosial.
3.4 Tantangan dan Solusi
Implementasi prinsip keberlanjutan bukan tanpa hambatan:
-
Standarisasi pelaporan ESG: Kurangnya standar global membuat perusahaan sulit untuk menyajikan informasi yang konsisten. Solusi: Mengadopsi standar internasional, seperti GRI, untuk memandu pengungkapan ESG.
Keterbatasan data: Data ESG sering kali sulit dikumpulkan dan diukur. Solusi: Mengintegrasikan teknologi seperti AI dan IoT untuk memantau dampak lingkungan dan sosial secara real-time.
Biaya tambahan: Implementasi pelaporan keberlanjutan dapat menjadi beban biaya bagi perusahaan kecil. Solusi: Subsidi pemerintah atau kolaborasi dengan organisasi internasional untuk mendukung transisi ini.
Prinsip keberlanjutan dalam akuntansi bukan hanya respons terhadap tuntutan zaman, tetapi juga peluang untuk membangun model bisnis yang lebih tangguh dan bertanggung jawab. Dengan menerapkan prinsip ini, akuntansi dapat berkembang menjadi alat penggerak perubahan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
Prinsip Ketahanan Data (Data Resilience)
4.1 Pentingnya Menjaga Integritas Data dalam Sistem Berbasis Teknologi Tinggi
Di era digital, data telah menjadi aset strategis yang menentukan keberhasilan operasional perusahaan. Namun, tingginya ketergantungan pada teknologi menciptakan risiko yang signifikan terhadap integritas data, termasuk ancaman kehilangan data, manipulasi, atau kerusakan akibat kegagalan sistem. Prinsip ketahanan data berfokus pada menjaga keakuratan, konsistensi, dan keandalan data keuangan, bahkan dalam situasi yang penuh gangguan.
Ketahanan data memastikan: