Kepatuhan regulasi: Dengan meningkatnya regulasi yang mewajibkan pelaporan ESG, perusahaan membutuhkan prinsip yang mendukung transparansi ini.
3.2 Hubungan dengan Tren Akuntansi Hijau dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Prinsip keberlanjutan selaras dengan tren global menuju akuntansi hijau (green accounting), yang menilai dampak ekonomi dari aktivitas bisnis terhadap lingkungan. Ini mencakup:
-
Pengukuran jejak karbon: Menghitung emisi karbon perusahaan dan biaya yang terkait dengan mitigasi dampaknya.
Pelaporan dampak sosial: Misalnya, investasi perusahaan dalam pendidikan masyarakat atau pengurangan ketimpangan ekonomi.
Inisiatif tata kelola yang etis: Transparansi dalam kebijakan perusahaan yang mendukung inklusi, diversitas, dan pengelolaan sumber daya manusia yang adil.
Akuntansi hijau dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) mengubah akuntansi menjadi alat strategis yang tidak hanya mengukur keberhasilan finansial tetapi juga keberlanjutan operasional.
3.3 Dampak pada Pengambilan Keputusan Investor dan Regulator
Dengan adanya prinsip keberlanjutan, laporan keuangan tidak hanya berbicara kepada investor tentang laba, tetapi juga tentang kontribusi perusahaan terhadap dunia yang lebih baik. Dampaknya meliputi:
Investor berorientasi ESG: Investor yang fokus pada nilai-nilai keberlanjutan menggunakan data ESG untuk menentukan apakah perusahaan sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan mereka.
Regulator proaktif: Pemerintah dan badan pengawas semakin mengadopsi standar pelaporan ESG, seperti Global Reporting Initiative (GRI) dan Sustainability Accounting Standards Board (SASB). Prinsip ini membantu perusahaan mematuhi kerangka tersebut.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!