5.3 Kompleksitas Regulasi Global
Penerapan Continuous Reporting dan Smart Disclosure membawa tantangan yang signifikan dalam hal regulasi global. Seiring dengan perkembangan teknologi yang cepat, regulasi yang mengatur pelaporan keuangan dan pengungkapan data belum sepenuhnya dapat mengikuti laju perkembangan teknologi ini. Beberapa isu utama yang muncul adalah:
1. Perbedaan Standar Akuntansi Global: Negara-negara memiliki standar akuntansi yang berbeda, dan meskipun ada upaya untuk menyatukan standar ini melalui organisasi seperti IFRS (International Financial Reporting Standards), adopsi global masih terbatas. Masing-masing negara memiliki interpretasi yang berbeda mengenai prinsip prudential dan materialitas dalam akuntansi. Sistem pelaporan real-time yang ditawarkan oleh Continuous Reporting dan Smart Disclosure mungkin tidak sepenuhnya kompatibel dengan standar akuntansi yang berlaku di beberapa negara. Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk pembaruan dan harmonisasi standar akuntansi secara global agar dapat mengakomodasi perubahan ini.
2. Kepatuhan Terhadap Regulasi Keamanan dan Privasi: Smart Disclosure memerlukan pengungkapan informasi yang sangat terperinci tentang kondisi keuangan perusahaan secara real-time. Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran terkait dengan privasi data, terutama terkait dengan data yang dapat membocorkan informasi yang sensitif tentang perusahaan. Regulasi GDPR (General Data Protection Regulation) di Uni Eropa dan aturan keamanan data lainnya mengharuskan perusahaan untuk melindungi data pribadi, tetapi kebijakan yang ada mungkin belum siap menghadapi tantangan baru ini. Ketidakpastian mengenai bagaimana regulasi ini akan diterapkan dalam konteks pelaporan keuangan real-time menjadi masalah besar.
3. Adaptasi Regulasi yang Lambat: Regulator menghadapi kesulitan dalam mengadaptasi kebijakan mereka terhadap perubahan teknologi yang pesat. Proses peraturan seringkali memakan waktu yang lama, sementara teknologi terus berkembang dengan cepat. Dengan ketidakpastian regulasi ini, perusahaan mungkin ragu untuk mengadopsi teknologi baru karena takut tidak dapat memenuhi persyaratan hukum yang relevan.
5.4 Masalah Etika dan Privasi
Kritik lainnya terkait dengan implementasi Continuous Reporting dan Smart Disclosure adalah masalah etika dan privasi yang muncul seiring dengan pengungkapan data yang lebih terbuka dan dinamis. Beberapa isu yang terkait dengan aspek etika dan privasi adalah:
1. Manipulasi Data dan Bias Algoritma: Salah satu kekhawatiran utama terkait dengan penggunaan AI dalam pengungkapan data adalah kemungkinan adanya manipulasi data atau bias algoritma. Jika data yang digunakan oleh algoritma tidak diperiksa dengan seksama atau jika algoritma itu sendiri mengandung bias, informasi yang dihasilkan bisa jadi tidak objektif atau bahkan menyesatkan. Hal ini bisa merugikan pemangku kepentingan yang mengandalkan data ini untuk pengambilan keputusan.
2. Pengungkapan Berlebihan dan Pengaruh terhadap Pemangku Kepentingan: Dengan pengungkapan data yang lebih luas dan lebih mendalam, ada risiko bahwa pemangku kepentingan akan terlalu terpapar pada informasi yang tidak relevan atau yang dapat disalahartikan. Terlalu banyak informasi dapat menciptakan kebingungan, bukan pemahaman yang lebih baik, sehingga dapat mengurangi kepercayaan dalam laporan keuangan. Selain itu, informasi yang sangat terbuka dapat memberi ruang bagi pesaing untuk mengeksploitasi data perusahaan untuk keuntungan mereka.
3. Privasi Data Sensitif: Pengungkapan data yang sangat terperinci, termasuk data real-time, dapat menimbulkan masalah terkait privasi. Beberapa informasi yang diungkapkan, seperti detail transaksi atau posisi keuangan sensitif perusahaan, dapat disalahgunakan jika tidak dikelola dengan benar. Meskipun prinsip Smart Disclosure dirancang untuk memilih informasi yang relevan, ada risiko bahwa pengungkapan informasi yang terlalu rinci akan mengurangi privasi perusahaan dan individu yang terlibat.
Implementasi Continuous Reporting dan Smart Disclosure menawarkan banyak manfaat dalam hal efisiensi, transparansi, dan pengambilan keputusan berbasis data. Namun, ketergantungan pada teknologi yang terus berkembang, kesenjangan teknologi antar perusahaan, kompleksitas regulasi global, dan masalah etika serta privasi tetap menjadi tantangan besar. Oleh karena itu, untuk mewujudkan potensi transformasi ini, perusahaan dan regulator perlu mengatasi masalah-masalah ini secara serius dan berkelanjutan, sambil memastikan bahwa teknologi digunakan dengan cara yang adil, aman, dan sesuai dengan norma-norma etika yang berlaku.