Meskipun transformasi akuntansi melalui penerapan teknologi canggih seperti Continuous Reporting dan Smart Disclosure menawarkan potensi untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan pengambilan keputusan yang lebih baik, implementasinya juga menghadirkan berbagai tantangan dan kritik. Tanggapan terhadap kritik ini akan sangat bergantung pada kemampuan berbagai pihak, baik itu perusahaan, regulator, maupun pendidikan, untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut. Beberapa kritik dan tantangan yang paling signifikan dalam implementasi prinsip-prinsip baru ini adalah:
5.1 Ketergantungan pada Teknologi
Salah satu tantangan terbesar dalam penerapan Continuous Reporting dan Smart Disclosure adalah ketergantungan yang semakin tinggi pada teknologi. Teknologi yang digunakan dalam kedua konsep ini, termasuk AI, blockchain, big data, dan cloud computing, menyediakan banyak manfaat dalam hal efisiensi dan kecepatan. Namun, ketergantungan ini juga mengundang beberapa potensi masalah yang harus diatasi, seperti:
1. Kegagalan Sistem dan Gangguan Teknologi: Ketika sebuah perusahaan sangat bergantung pada sistem teknologi untuk memproses dan menyajikan data keuangan, risiko kegagalan sistem menjadi jauh lebih besar. Masalah seperti downtime, bug perangkat lunak, atau serangan siber dapat menyebabkan gangguan besar dalam akses data yang sangat penting bagi pengambilan keputusan. Kejadian-kejadian seperti ini bisa merusak kepercayaan stakeholder dan mengganggu operasional perusahaan, terutama ketika laporan keuangan yang dibutuhkan harus disampaikan tepat waktu.
2. Keterbatasan Infrastruktur Teknologi di Beberapa Wilayah: Tidak semua perusahaan, terutama yang berlokasi di negara berkembang atau daerah dengan infrastruktur teknologi terbatas, mampu mengimplementasikan sistem yang diperlukan untuk mendukung Continuous Reporting dan Smart Disclosure. Infrastruktur teknologi yang tidak memadai, termasuk kecepatan internet yang rendah, ketersediaan data center, dan kapasitas komputasi yang terbatas, dapat membatasi adopsi teknologi ini.
3. Keandalan dan Validitas Data: Ketergantungan pada AI dan big data untuk menghasilkan laporan keuangan otomatis membawa tantangan terkait dengan keandalan dan validitas data. Meskipun teknologi ini dapat memproses data dengan cepat, kualitas dan akurasi data yang digunakan masih sangat bergantung pada proses pengumpulan data yang tepat. Kesalahan atau bias dalam data input, atau cacat dalam algoritma AI yang digunakan, dapat menghasilkan laporan yang tidak akurat atau bahkan menyesatkan. Oleh karena itu, penting untuk memvalidasi dan memverifikasi data secara berkala, meskipun teknologi telah mengotomatisasi sebagian besar proses.
5.2 Kesenjangan Teknologi antara Perusahaan Besar dan Kecil
Salah satu tantangan besar dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip Continuous Reporting dan Smart Disclosure adalah adanya kesenjangan teknologi yang jelas antara perusahaan besar dan kecil. Perusahaan besar yang memiliki sumber daya finansial, infrastruktur, dan tim IT yang kuat cenderung dapat mengadopsi dan mengimplementasikan teknologi canggih ini dengan lebih mudah. Sementara itu, perusahaan kecil atau menengah seringkali menghadapi beberapa kendala:
1. Biaya Implementasi: Pengadaan dan implementasi teknologi yang diperlukan untuk Continuous Reporting dan Smart Disclosure, seperti sistem ERP berbasis AI, blockchain, dan infrastruktur cloud, dapat sangat mahal. Perusahaan kecil, dengan sumber daya terbatas, mungkin kesulitan untuk memperoleh investasi yang diperlukan untuk memodernisasi sistem keuangan mereka atau untuk mendukung sistem teknologi yang berkelanjutan. Tanpa dukungan finansial yang memadai, mereka mungkin akan kesulitan bersaing dengan perusahaan besar yang sudah mengadopsi teknologi terbaru.
2. Keterbatasan Sumber Daya Manusia: Perusahaan kecil sering kali tidak memiliki tenaga ahli di bidang teknologi informasi, kecerdasan buatan, atau keamanan siber yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan dan mengelola teknologi ini dengan efektif. Tanpa staf yang terampil, perusahaan kecil akan kesulitan untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi canggih dan memastikan sistemnya berjalan dengan baik dan aman.
3. Keterbatasan dalam Pengelolaan Data: Perusahaan kecil sering kali menghadapi kesulitan dalam mengelola volume data yang besar, seperti yang diperlukan untuk Continuous Reporting. Mereka mungkin tidak memiliki kapasitas penyimpanan yang memadai atau sistem yang cukup efisien untuk mengelola data dalam jumlah besar yang dapat dihasilkan oleh AI dan big data. Hal ini membuat perusahaan kecil kesulitan untuk mengikuti perkembangan teknologi dan memastikan bahwa laporan keuangan mereka dapat disajikan secara real-time.