Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tumbal Arwah Jelangkung - 2

16 Februari 2016   19:35 Diperbarui: 17 Februari 2016   17:40 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pulang tak diantar

Mantra itu terus berdesis dari mulut mereka. Semakin intens mantra itu diucapkan, mantra itu semakin tak terdengar jelas. Namun nampaknya, boneka itu tak menunjukkan tanda-tanda telah dirasuki bahkan tak goyang sedikit pun.

Indra heran kenapa boneka itu tidak menunjukkan tanda-tanda sudah kemasukan, segera menghentikan ritual.

“Tolong, hentikan sebentar!“ perintah Indra.

“Ada apa, Ndra?“ tanya Doni.

Indra diam sebentar. Dia sendiri bingung dengan apa yang terjadi. Dia menduga pasti ada yang salah saat dia melafalkan mantra pemanggil arwah. Atau mungkin, salah satu temannya tidak fokus memanggil arwah agar merasuki boneka.

“Arwah yang kita panggil tidak kunjung datang,“ kata Indra.

“Kalau begitu kita coba lagi.“ tegas Prakoso.

“ Ya, kita ‘kan coba lagi.“ ulang Indra lagi.

Mereka semua setuju mengulangi ritual. Sekali lagi, Indra melafalkan mantra pemanggil arwah. Donni dan kawan-kawan mencoba menaruh konsentrasi memanggil arwah dari dunia lain agarmerasuki boneka. Hampir 15 menit berlalu, boneka tetap bergeming. Indra juga merasa tidak ada yang salah dengan mantra yang diucapkannya.

“Ada apa dengan boneka ini? Apa boneka ini sudah tidak berguna lagi?!“ maki Prakoso seraya mengambil boneka itu. Dengan geramnya, Prakoso melempar boneka itu ke luar pekarangan rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun