Usai keluar dari rumah, Lina bergegas melangkah menuju rumah kosong, tempat mereka bertemu. Saat dia berjalan, angin malam bertiup sepoi. Dinginnya angin malam menyentuh rambut-rambut halus di tangannya hingga membuatnya berdiri.
10 menit telah berlalu. Sampai juga dirinya di rumah tersebut. Cukup besar dan kelihatan mewah untuk sebuah rumah lama yang ditinggal pemiliknya. Dari berbagai cerita yang didengarnya dari warga sekitar, rumah itu dulunya di tempati oleh orang kaya. Tapi,beredar rumor bahwa di rumah itu juga telah terjadi pembunuhan keji yang pelakunya belum bisa ditemukan pihak kepolisian.
Pintu rumah kosong terbuka. Ada perasaan aneh menjalar dalam dirinya. Lina merasa ada yang mengawasi gerak-geriknya sewaktu dia ingin masuk ke dalam rumah.Ia melangkah pasti setelah berhasil menepis rasa takut dan ragunya. Di dalam sana, teman-temannya tampak resah menunggu kehadiran dirinya.
“Hey, lama sekali,“ tegur Shanti.
“Iya, kami hampir saja mau pulang. Ritual ini takkan berjalan lancar kalau kita kurang satu orang.“ tambah Prakoso.
“Sudahlah, lebih baik kita segera mulai saja ritual ini.“ tutup Indra.
Semua mengangguk pertanda setuju dengan apa yang dikatakan Indra. Lina yang baru saja datang mengambil posisi di dekat Donni. Ada yang ganjil dalam dirinya. Diam-diam, dirinya menaruh rasa pada Donni. Namun, angannya buyar ketika teman-temannya sudah mempersiapkan diri, berkonsentrasi memanggil arwah dari dunia lain.
Mereka mengerahkan perhatian pada boneka jelangkung. Indra menjadi juru kunci yang memimpin ritual. Mulutnya berkomat-kamit merapal mantra.
Jelangkung jelangset di sini ada pesta
pesta kecil-kecilanÂ
Jelangkung Jelangset datang tak di jemput