Aku :Â Jadi?
Dia :Â Kau berbuat mengikuti suara-suara dalam kepalamu, bukan begitu?
Aku :Â Sepertinya..tapi kata mereka sekarang tidak akan pernah terjadi lagi. Aneh, padahal sebelumnya mereka berkukuh tidak mau percaya bahwa aku hanya menuruti suara-suara dalam kepalaku.
Dia :Â (seperti terkejut) Maksudmu?
Aku :Â Bukankah aku sudah sehat dan rajin minum pil?
Dia :Â Bodoh sekali! Kau pikir pil-pilmu itu apa?
Aku :Â Penyembuhku, mungkin?
Dia :Â Penyembuh dari apa, biar kutanyakan padamu.
Aku :Â (berpikir) Aku suka hilang ingatan, kata mereka. Lebih parah lagi memang suara-suara itu. Entahlah, mereka yang mengatakannya begitu. Aku sendiri tidak mengerti, mungkin saat-saat ingatanku hilang itulah ketidak mengertianku. Dengan meminum pil-pil itu, otakku bisa menjadi lebih segar. Atau apa, ya? Kau mau memberitahuku, Saudara? Aku panggil kau saudara saja, kau toh tidak suka dipanggil teman.
Dia :Â Hmm..hasilnya aku di sini (menepuk dada). Inilah hasil dari pil-pilmu itu. Aku di sini.
Aku :Â Maksudmu?