Mohon tunggu...
A K Basuki
A K Basuki Mohon Tunggu... karyawan swasta -

menjauhi larangan-Nya dan menjauhi wortel..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Percakapan Aku dan Sebut Saja Dia, Dia (bukan Nama Sebenarnya)

12 Maret 2011   07:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:51 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia :  (tertawa) Kau tidak melawan?

Aku :  (masih sedikit meronta) Tolong aku!

Dia :  Sst! Setelah ini pil-pilmu akan semakin sering kau minum. Aku akan jarang mengunjungimu. Tapi aku yakin, suatu saat nanti aku akan menemuimu lagi  dan kita akan melakukan permainan yang asik lagi seperti membunuh anjing-anjing itu. Ah, kenapa kau diam saja? Lihatlah, beberapa anjing sedang mengikatmu. Kau benci anjing, bukan? Kenapa tidak kau bunuh mereka? Lihatlah, mereka anjing-anjing yang sangat besar dan ganas!

Aku :  (berteriak-teriak dan meronta sekuat tenaga dalam pengaruh obat penenang yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah di leher) Tolong aku! (makin melemah, tapi pada satu kesempatan, leher salah satu dari anjing-anjing itu berada sangat dekat)

Dia :  Ayo, jangan ragu-ragu! Terkam saja dengan mulut dan gigimu leher yang terbuka itu. Satu kesempatan yang bagus. Dan ingatlah, mereka memang berniat untuk membalaskan kematian anjing-anjing di samping rumahmu dulu itu dengan menahanmu di sini dan membuatmu menderita dan mati pelan-pelan..

Aku :  (membuka mulut, sedikit mengangkat kepala dan mengigit leher salah satu anjing itu)

Darah menyembur kemana-mana. Mulut dan wajahku belepotan darah segar, sebagian bahkan memasuki lubang hidungku, tapi leher anjing itu semakin manis rasanya sehingga aku tidak juga melepasnya. Anjing yang malang itu menggelepar dan saat itu kurasakan sebuah hantaman melanda kepalaku. Rasanya seperti kejatuhan blarak kering dari pohon kelapa yang ada di belakang rumahku. Gigitanku terlepas dan anjing itu jatuh menggelosor ke lantai.

Dia :  (tertawa) Kau memang jenius!

Aku :  (pelan-pelan hilang kesadaran)

Dia :  Selamat tidur, Saudara!

Cigugur, 12 Maret 2011

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun