Mohon tunggu...
A K Basuki
A K Basuki Mohon Tunggu... karyawan swasta -

menjauhi larangan-Nya dan menjauhi wortel..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Percakapan Aku dan Sebut Saja Dia, Dia (bukan Nama Sebenarnya)

12 Maret 2011   07:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:51 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia :  (tertawa) Apa salahnya? Dengarlah, dengarlah..doamu begini kira-kira: Tuhan, maafkan aku, Tuhan ampuni aku, Tuhan sembuhkan aku..aku, aku, aku..sangat egois. Sementara, pasti Tuhan akan bingung, aku dalam doamu itu aku yang mana? Aku yang sedang berdoa atau aku yang selalu melakukan perbuatan buruk akibat bisikan-bisikan dalam kepalanya? Kau bahkan tidak berdoa untuk selain dirimu sendiri. Dasar egois!

Aku :  Tentu saja aku boleh egois, itu toh doaku sendiri ..aku yang aku..tidak ada yang lain. Kau pernah melihat aku yang lain itu kah? Tidak ada , bukan?

Dia :  Huh, kau masih bertanya? Orang-orang itu memang telah berhasil membuatmu jadi bodoh.

Aku :  Ya...(bingung) sepertinya aku memang tidak tahu.

Dia :  (menggelengkan kepala) Kau memang tidak tertolong..tapi aku menyukaimu. Sekarang andaikan saja kau mau menghentikan doa tiap malam-mu, aku akan menyembuhkanmu dari keadaanmu yang sekarang untuk kembali ke keadaanmu yang semula, tapi hentikan pula pil-pil itu.

Aku :  Hmm..aku seperti pernah mendengar yang semacam ini. Eh, kau benar-benar belum pernah bertemu aku?

Dia :  (masih menggeleng-gelengkan kepala, kini dengan iba) Kau memang tidak tertolong lagi. Baiklah.

Aku :  Baiklah apa?

Dia :  Baiklah, kau ingat-ingat saja dulu kenapa kau bisa sampai kemari.

Aku : Hmm..(mencoba mengingat)..sepertinya karena aku melakukan sesuatu yang buruk (bergumam).

Dia :  Tidak, kau tidak melakukan sesuatu yang buruk. Akibatnya sajalah yang tidak bisa diterima sebagai sesuatu yang tidak buruk (tertawa).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun