merasakan sakit yang sama di dadanya. Malam itu, ia terbangun dengan napas yang tersengal-
sengal. Alex, yang tidur di kamar sebelah, langsung panik ketika mendengar suara rintihan anaknya.
"Ister! Bertahanlah, Nak! Ayah akan memanggil ambulans!" Alex berusaha menenangkan putranya,
tapi dalam hatinya, ia tahu bahwa serangan ini lebih parah dari sebelumnya.
Di rumah sakit, dokter memberi kabar buruk bahwa jantung Alister semakin lemah. Operasi terakhir
harus segera dilakukan, meskipun risikonya sangat tinggi.
"Ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan dia," kata dokter. "Tapi operasi ini sangat rumit dan
berbahaya."
Alex terdiam, hatinya berdebar-debar. Namun ia tak punya pilihan lain. Dengan berat hati, ia
menyetujui operasi itu.
"Ayah sayang kamu, Ister," bisik Alex sebelum Alister dibawa ke ruang operasi. "Kamu anak yang