beberapa teman dekat, dan salah satunya adalah Bryan. Mereka sering bermain bersama, tertawa,
seakan-akan tak ada penyakit yang membayangi hidup Alister.
Pada waktu istirahat, Alister dan teman-temannya bermain sepak bola di halaman sekolah. Meski
tahu bahwa terlalu banyak berlari berbahaya bagi kondisinya, Alister tetap bermain dengan
semangat.
"Alister, oper bola ke sini!" teriak Bryan dari sudut lapangan.
Alister tersenyum dan menendang bola dengan penuh tenaga. Tapi tak lama setelah itu, ia
merasakan dadanya berdebar keras. Nafasnya mulai tersengal-sengal. la berusaha menahan rasa
sakit di dadanya sambil terus bermain, tapi tubuhnya tak lagi bisa diajak kompromi.
"Alister, kamu nggak apa-apa?" tanya Bryan ketika melihat wajah pucat Alister.
"Enggak, aku baik-baik saja," jawab Alister, berusaha menyembunyikan rasa sakitnya. la tidak ingin